SUARA USU
Entertaiment

Belajar Filsafat Eksistensialisme dari Eren dan Armin Attack on Titan!

Oleh: Roida Boang

Suara USU, MEDAN. Pernahkah kalian melamun dan tiba-tiba saja kepikiran, “apa sih makna hidup kita di dunia ini?” Terus banyak pertanyaan muncul di pikiran kita, “kenapa harus ada kehadiran kita?”, “ apa tujuannya?”, “terus kalo udah tahu, kita harus ngapain?”.

Berbagai macam pertanyaan tadi akan dijelaskan lewat karakter terbaik anime Attack On Titan, yang lagi on-going di season ke-4, khususnya dari dua karakter utama, yaitu Eren Yeager dan Armin Arlert.

Memang apasih hubungan antara filsafat eksistensialisme dan dua karakter tersebut? Nah, dari kedua karakter utama itu, kita akan belajar filsafat eksistensialisme dan bagaimana cara memahami makna hidup dari sudut pandang kedua karakter itu. Penasaran kan? Yuk simak selengkapnya!

Di anime series AOT ini, Eren dan Armin sudah bersahabat sejak mereka kecil. Mereka punya pengalaman masa kecil yang sama. Dan juga mengalami kejadian traumatis ketika Titan menyerang tembok Shiganshina dan tembok Maria. Apalagi Eren menyaksikan kematian ibunya, padahal dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa terpaku diam.

Eren dan Armin juga sama-sama masuk tentara dan sama-sama mengalami pertarungan sengit secara langsung sama Titan ketika ada invasi di Trost. Jadi, mereka berdua mengalami banyak pengalaman-pengalaman buruk yang serupa. Informasi tambahan nih sobat kampus, untuk yang ingin menonton dari awal, disarankan untuk nonton kelanjutannya ya!

Walaupun mereka mengalami pengalaman yang serupa, akhir dari bagaimana mereka memaknai pengalamannya itu jauh berbeda. Eren memilih jalur yang destruktif  dan membunuh demi kebebasan. Sementara Armin masih berusaha buat memilih jalur damai dan bahkan menghentikan Eren.

Pertanyaannya, “Kok bisa ya, padahal kan mereka punya banyak pengalaman yang sama, tapi pilihan dan bagaimana mereka memaknainya kok jadi beda banget?”

Jadi, disini kita akan pakai kacamata Filsafat Eksistensialismenya Jean-Paul Sartre, salah satu filsuf Prancis terkenal di abad 20-an. Konsep Eksistensialisme Sartre yaitu, “Manusia itu pertama kali dulu ada, lalu mereka bertemu dengan diri mereka, sebelum akhirnya berada di dunia, dan terakhir mereka baru memaknai diri mereka.”

Sederhananya begini, “Bahwa semua dimulai dari manusia yang mulai merasakan perasaan yang tidak nyaman. Karena itu, manusia mencari cara bagaimana caranya agar perasaan negatif itu bisa berkurang, salah satunya ialah dengan memaknai pengalaman yang mereka lalui.”

Contohnya ya seperti Eren dan Armin tadi. Di awal-awal serial, Eren bilang dia mau membasmi seluruh Titan di dunia ini karena dia memaknai kematian ibunya sebagai penyebab penderitaan buat dia. Ini yang juga mendorong Eren buat daftar jadi prajurit tentara dan pada akhirnya daftar Survey Corps.

Sementara itu, salah satu alasan terbesar Armin mau bergabung menjadi tentara dan Survey Corps karena dia mau melihat sebuah tempat yang bernama “Laut”. Ini karena mewujudkan rasa penasaran yang diperolehnya dari buku-buku peninggalan orangtuanya soal dunia yang berada di luar tembok.

Sudah mulai terlihat ya maksud dari filosofi Eksistensialismenya Sartre? So, walaupun orang bisa saja datang dari tempat yang sama atau mengalami hal yang serupa, bagaimana mereka memaknainya kelak bisa jadi berbeda, tergantung bagaimana juga cara mereka buat memandang pengalaman itu. Simpelnya, filosofi eksistensialisme ini menggambarkan seseorang itu punya kebebasan buat memilih bagaimana caranya mereka mau memaknai seluruh pengalamannya serta bagaimana mereka mau berperilaku setelahnya.

Jadi, apa yang dilakukan Eren dan Armin itu sudah mengikuti proses pemaknaan hidup berdasarkan Filosofi Eksistensialisme Sartre . Hanya saja dibarengi dengan tanggung jawab sama seluruh pilihan dari proses pemaknaan yang diambil.

Anyway, yang kita dapatkan dari belajar Filosofi Eksistensialisme dari karakter yang ada di anime Attack On Titan. Pertama, diri kitalah yang bergerak buat memaknai hidup kita, bukan orang lain atau pihak lain. Enggak ada pilihan hidup yang sepenuhnya benar atau yang sepenuhnya salah, yang kita ambil adalah pilihan yang kita tahu yang terbaik.

Kedua, kalau saat ini kamu lagi mengalami masalah soal apa sebenarnya makna hidup kamu, menurut eksistensialisme sebenarnya kamu sudah di jalan menuju pemaknaannya. Tinggal dipelajari dan dipahami saja.

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri

Related posts

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Musisi Muda dan Tua di Wilayah Kabanjahe

redaksi

Kembali Hadirkan RED, Taylor Swift Rilis Ulang Album Lamanya

redaksi

TikTok Sebagai Platform Edukasi dan Aktivisme

redaksi