Sumber foto: tobatabo.com
Penulis : Desi Natalia Pasaribu
Suara USU, Medan. Suku Batak Toba dikenal dengan makanan khasnya yang memiliki cita rasa otentik. Di antara banyaknya makanan Batak Toba yang sudah dikenal luas, terdapat satu makanan khas yang jarang diketahui orang, yaitu Bubur Hare. Bubur Hare hanya bisa dijumpai di daerah Toba Samosir. Hare merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat suku Batak Toba, berbentuk bubur dengan warna kuning, aroma yang khas, dan cita rasa yang menggoda.
Bubur Hare umumnya disajikan saat acara adat seperti pernikahan, kematian, atau acara lainnya sebagai makanan pengganjal ketika menunggu jadwal makan siang. Penjual biasanya menjajakannya langsung dengan menggunakan “hudon” atau panci memasak beras. Bubur Hare bukan hanya nikmat di lidah, tetapi juga sangat berkhasiat untuk kesehatan tubuh dan meningkatkan stamina. Makanan tradisional Batak Toba ini bahkan dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil muda karena dipercaya dapat menyehatkan bayi dalam kandungan dan meningkatkan kesuburan bagi perempuan yang belum mengandung. Selain itu, kandungan serat dalam Bubur Hare membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Adapun makna dari kata “Hare” dalam bahasa Batak Toba adalah nasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan dasar dari Bubur Hare ini adalah nasi yang ditambahkan dengan rempah-rempah khas Batak Toba seperti Simarsintasinta, Simarateate, dan akar purba jolma, serta bahan pendukung lainnya seperti kunyit, kencur, telur, santan kelapa, pisang, dan susu kerbau. Untuk topping, dapat ditambahkan buah nangka, semangka, atau gula merah untuk menambah aroma dan rasa manis.
Bubur Hare memiliki tekstur yang lembut dan sedikit licin, berbeda dengan bubur pada umumnya yang lebih kental dan padat. Bubur Hare biasanya disajikan menggunakan alas daun pisang, dan sendoknya terbuat dari daun tanaman bayon. Namun, belakangan ini, mungkin karena harga daun pisang semakin mahal, Bubur Hare dihidangkan di atas selembar kecil kertas pembungkus nasi. Harganya sangat murah. Penjualnya biasanya membawa periuk tempat Bubur Hare dimasak, sehingga bubur tetap terasa panas saat dijajakan.
Ayo, sobat Suara USU, nikmati cita rasa unik dari Bubur Hare khas Batak Toba dan mari jadikan makanan tradisional ini dikenal lebih luas. Dengan begitu, banyak orang bisa merasakan kelezatan dan khasiat dari Bubur Hare. Sebagai generasi muda, kita memiliki tugas untuk melestarikan dan memperkenalkan makanan tradisional bangsa kita.
Redaktur: Afrahul Fadhillah Parinduri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.