SUARA USU
Featured

Curahan Hati Seorang Petani Ikan Pemula dalam Usaha Budi Daya Ikan Nila

Oleh: Fathan Mubina

Suara USU, Medan. Di era 4.0 saat ini pembelajaran kian canggih hingga muncul pembaruan-pembaruan dalam berbagai bidang termasuk pembaruan dalam model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran bernama Problem Based Learning (PBL) memiliki konsep pemecahan suatu masalah. PBL merupakan salah satu model pembelajaran pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Penulis berkeliling dan menemukan satu fenomena yang menarik dalam bidang ternak ikan yang menjadi salah satu pembelajaran perkuliahan. Sebelum itu mari kita sama-sama telaah terlebih dahulu.

Petani ikan pemula merupakan seseorang yang baru saja berprofesi dalam budi daya ikan dan menginginkan panen yang cukup besar seperti petani ikan yang berpengalaman. Tetapi hal ini cukup jauh dari ekspetasi sang petani ikan karena hasil panen yang didapatkan kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor penghambat dari tahap perawatan ikan hingga panen ikan.

 

Lalu apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gagal panen atau kurang nya hasil panen ikan nila yang dihadapi oleh petani ikan pemula?  

Petani ikan pemula akan mempersiapkan banyak biaya dalam usaha budi daya nya seperti lokasi yang baik untuk kolam, pembuatan kolam ikan, pembelian benih dan pakan ikan yang berkualitas, aliran air yang stabil, obat-obatan ikan, dan masih banyak lagi. Adapun lokasi yang dipakai petani ikan pemula sebagai wadah budi daya ikan nila adalah dengan menggunakan irigasi yang berasal dari sungai sebagai sumber air utama dalam menjalankan budi daya ikan nila, seperti pembudidaya di Kabupaten Mussi Rawas pada jurnal Heirina et al.

Derasnya debit air mampu menghasilkan lingkungan perairan yang memiliki tingkat oksigen terlarut yang cukup baik sehingga berpotensi untuk menjadikan lahan mereka sebagai budi daya kolam air deras. Tetapi hal ini juga dapat menjadi malapetaka bagi pembudi daya saat banjir datang. Banjir akan mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan ikan, dan membawa penyakit sehingga mengganggu pertumbuhan ikan dan mengakibatkan kegagalan panen atau kurangnya hasil panen.

Selain itu, adanya harga pakan yang melambung tinggi juga membuat petani mengeluh dan membuat ikan mengalami malnutrisi sehingga berdampak pada kegagalan panen. Maka, beberapa hal yang perlu di lakukan adalah adanya kerjasama yakni petani dengan pemerintah, di mana pemerintah berupa penyuluhan dan bimbingan terhadap petani ikan pemula yang masih membutuhkan ilmu berupa strategi dalam pencegahan kegagalan panen ikan nila.

Sesuai dengan hasil wawancara perjalanan penulis dengan Endang Supriatna atau sering dipanggil dengan Pak Dadang yaitu tokoh yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan benih ikan nila di Balai Benih dan Budi Daya Ikan, mengatakan bahwa mereka merupakan utusan dari pemerintah dalam membantu masyarakat pembudidaya dengan aksi pemberian benih ikan untuk dibesarkan. Beliau juga telah berhasil menyatakan ribuan larva dan benih ikan melalui 45 betina dan 15 jantan ikan nila dalam satu kolam.

Pak Dadang juga mengatakan bahwa benih ikan yang dapat didonasikan dengan jumlah yang cukup banyak jika stok ikan juga melimpah di kolam. Tetapi sayangnya program ini belum dapat diberikan per individu pembudidaya. Donor ikan ini hanya dapat diberikan oleh sekelompok instansi seperti sekolah perikanan, ataupun mahasiswa perikanan dan perairan dengan syarat adanya surat sah permintaan benih ikan dari instansi terkait.

Tetapi beliau juga menyampaikan seluruh masyarakat dapat berkunjung ke balai benih dan budi daya ikan ini untuk menggali ilmu dan memecahkan masalah dalam kegagalan panen budi daya ikan mereka. Sehingga para petani ikan pemula dapat mengevaluasi kerja mereka dan tidak melakukan kesalahan yang sama serta mendapatkan hasil yang berlimpah saat panen ikan selanjutnya. Kemudian, meneruskan tips dan trik dalam budidaya ikan nila dengan hasil yang menakjubkan.

Jenis ikan yang paling baik untuk pemula adalah ikan nila, karena pemeliharaan ikan nila tergolong cukup sederhana dan bisa diaplikasikan. Berbeda dengan ikan lele, ikan nila jauh lebih tahan terhadap penyakit karena memiliki sisik yang menghalangi kontak langsung tubuhnya dengan parasit atau jamur, sedangkan lele tidak memiliki sisik yang membuatnya rentan terkena penyakit.

Banyak petani ikan pemula yang mengganggap lebih mudah membudidayakan lele dari pada nila, tapi sebenarnya nila lebih mudah di budi dayakan karna memiliki ketahanan tubuh lebih tinggi. Kesalahan yang sering di lakukan petani ikan pemula adalah mengganggap membudidayakan lele lebih mudah namun sebenernya itu lebih sulit karena ada sistem pensortiran yang kadang lupa dilakukan atau tidak dilakukan.

Saran dari penulis untuk budi daya ikan bagi pemula adalah sebelum memulai budi daya perlu di perhatikan lokasi yang akan di gunakan untuk budidaya seperti kolam yang akan digunakan sebagai wadah budi daya, kolam tanah atau kolam alami baik untuk untuk budidaya ikan karena tanah banyak menyediakan pakan alami bagi ikan, namun kolam tanah ini lumayan sulit untuk di kontrol. Adapula petani ikan yang menggunakan kolam buatan yang alasnya sudah di semen atau dalam sebuah bak untuk wadah budi daya ikan, kolam ini tidak menyediakan pakan alami untuk ikan tetapi wadah ini mudah untuk dikontrol kualitas air nya. Selanjutnya, penulis juga menyarankan agar terlebih dahulu diperhatikan bibit atau benih ikan yang akan digunakan untuk budi daya, serta untuk pakan lebih baik digunakan pakan alami untuk pemula.

 

Redaktur: Anggie Syahdina Fitri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Roni Anggara, Mahasiswa USU Selesaikan Pertukaran Mahasiswa di 7 Kampus Indonesia

redaksi

Bekali Mahasiswa, USU mengadakan Workshop Jurnalistik

suarausu

Ilmu Komunikasi FISIP USU Gelar Bakti Sosial 2019

suarausu