SUARA USU
Kabar Kampus

MDC Raih Juara Ketiga Ajang Debat Hukum Nasional Sam Ratulangi Fair

Oleh: Josephine C. L. Siahaan

Suara USU, MEDAN. Tim delegasi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH USU) meraih juara tiga dalam Ajang Debat Hukum Nasional Sam Ratulangi Fair 2021. Turnamen ini merupakan kompetisi debat hukum yang diikuti oleh 32 universitas dan dilaksanakan secara daring.

Setiap universitas mengirimkan satu delegasi terbaik. FH USU sendiri mengutus 3 mahasiswa, yaitu Ahmad Asril Pasaribu sebagai pembicara pertama, Mikhael Ferdinan Imanuel Panjaitan sebagai pembicara kedua, dan Kemi Suranta Tarigan sebagai pembicara ketiga.

Tahapan Seleksi

Tahapan seleksi dimulai dari perekrutan melalui seleksi internal, lalu dilanjutkan dengan pemilihan anggota delegasi. Tim delegasi yang terpilih akan dibimbing dan dibabat habis agar mampu melewati dan memenangkan kompetisi ini.

“Sesuai tradisi organisasi MDC, para coach akan mengadakan seleksi internal yang ketat dan dan penuh pertimbangan demi mendapatkan 1 tim yang nantinya akan berjuang melawan 31 tim lainnya dari berbagai Universitas di Indonesia”, ujar salah satu pembina delegasi SRLF, Muhamad Furqan Sitepu.

Selanjutnya, Orina Ayunda yang juga merupakan pembina delegasi SRLF menambahi dan memperjelas tahapan seleksi kompetisi.

“Totalnya ada sekitar 5 tahap, yaitu dari tahap penyisihan 32 besar, berlanjut ke penyisihan 16 besar, lalu penyisihan 8 besar, babak semi final dan babak final”, ujarnya.

Kendala yang Dialami Tim Delegasi maupun Coaches.

Tim delegasi mengakui bahwa tidak ada kendala yang cukup berarti selama masa perlombaan. Meskipun memiliki kesibukan yang berbeda-beda, para anggota tim tetap mampu menyisihkan waktu untuk latihan bersama.

“Tidak ada kendala yang besar, paling kendalanya muncul saat menyusun argumentasi, karena kadang ada argumentasi yang sama antar pembicara, jadi harus meriset lebih dalam lagi,” tutur Ahmad Asril Pasaribu.

Pernyataan Asril inipun didukung oleh Kemi, ia mengatakan bahwa waktu yang digunakan untuk latihan pasti dan terstruktur. kendala yang mereka temui pun masih dapat ditemukan jalan keluarnya tanpa halangan berarti.

“Perihal kendala waktu sebenarnya tidak ada. Tetapi memang waktu yang digunakan untuk berdiskusi dan latihan pasti di malam hari. Kalau kendala mosi memang ada bagian bagian yang kurang dipahami dan bingung mau dibawa kemana, tapi tetap masih bisa ditemukan jalan keluarnya seperti meriset lebih dalam lagi,” tuturnya.

Sedangkan dari sisi pembimbing, Muhammad Furqan mengatakan bahwa berkompetisi dimasa pandemi ini memiliki tantangan tersendiri.

“Walaupun hanya berjumpa dan berdiskusi secara online, bagi saya, sebagai coaches, hal ini menjadi tantangan tersendiri karena ini merupakan delegasi pertama yang kami pilih di periode kepengurusan kami sekaligus delegasi pertama yang saya bimbing,” ujarnya.

Penting untuk Dibaca!

Sadar bahwasanya dewasa ini banyak sekali mahasiswa yang takut berjuang sebelum memulai, Mikhael pun memberikan pencerahan yang cukup menohok. Ia menegaskan kepada para mahasiswa untuk terus dan berani dalam berkompetisi.

“Jangan takut jika ingin berkompetisi, apalagi membawa nama universitas. Buku yang kita baca itu sama, sumber dan strata kita pun sama, sama sama strata 1. Jadi jangan takut mencoba, usaha yang kuat, semakin besar usahamu semakin besar peluangmu,” tutur Mikhael Ferdinan Imanuel Panjaitan

Orina pun memberi motivasi sebagai penutup wawancara.

“Untuk mahasiswa-mahasiswi FH, kedepannya aku cuma berharap kita semua tetap produktif meskipun dalam situasi seperti ini. Karena ini situasi yang tidak diharapkan siapapun, dan tentu menyulitkan kita semua. Jadi berhenti mengeluh dan menjadikan situasi ini sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Semangat semuanya!,” ucapnya semangat.

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri

Related posts

Pertama di Sumut, USU Adakan Wisuda Secara Online

redaksi

Mengusung 1 Paslon, Begini Pelaksanaan Pemira FKM USU

suarausu

15 Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara Periode 2021-2026 Resmi Dilantik

redaksi