SUARA USU
Bedah Jurusan

Menjelajah Keragaman Budaya di Jurusan Antropologi!

Penulis : Theresa Hana Karen Sidebang

Jurusan Antropologi saat ini masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Banyak orang berkata “Antropologi itu belajar tentang tulang-belulang?” atau “Oh, Antropologi yang belajar tentang pergerakan rasi bintang kan?”, bahkan “Antropologi itu belajar ramalan zodiak?”. Jangan bingung, mari kita kupas apa itu ilmu Antropologi!

Antropologi berasal dari kata antropos dan logos yang berarti “Ilmu tentang manusia”. Bapak Antropologi Indonesia Koentjaraningrat menerangkan Antropologi adalah studi mengenal umat manusia dengan mempelajari berbagai bentuk fisik, warna dan budaya yang dihasilkan masyarakat. Intinya Antropologi ini belajar memahami dan meneliti manusia beserta keragaman budayanya yang tersebar di seluruh dunia.

Program studi Antropologi Sosial di USU berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Program studi ini sudah berakreditasi A melaluai keputusan BAN PT.

Bagaimana proses belajarnya?

Salah satu alumni Antropologi Sosial USU Muhamad Reza Pahlevi Nasution merupakan ketua HMJ Antropologi 2019-2020, mengungkapkan bahwa belajar antropologi  itu unik dengan metode langsung terjun ke lapangan.

“Yang unik itu saat saya di semester 2 udah ke lapangan untuk penelitian di masyarakat Karo untuk kajian kopi sedangkan jurusan lain belum ada yang melakukan penelitian ke lapangan,” kata Reza.

Menurut Reza, kekuatan dasar yang harus dimiliki lulusan Antropologi adalah menulis. Salah satunya, penulisan etnografi (studi tentang kelompok budaya) yang membutuhkan observasi mendalam di suatu kelompok masyarakat. Untuk bisa mendapat keahlian tersebut, Reza berpesan untuk ikut penelitian dosen.

“Saya ingatkan buat anak antropologi, dosen kita itu sering ngajak penelitian, jadi ambil kesempatan tersebut untuk belajar dan membangun hubungan baik dengan dosen,” tuturnya.

Maka untuk menjadi antropolog handal, sangat penting untuk membiasakan diri dengan riset, diskusi dengan dosen dan mahasiswa lainnya. Mahasiswa juga bisa melakukan proyek penelitian budaya yang sederhana di kampus atau daerah lokat tempat kita tinggal.

Proses  belajar yang menarik, bukan? Jika gemar menulis, meneliti di lapangan, dan siap berpetualang menjelajah keragaman budaya di dunia, Antropologi adalah pilihan yang tepat.

Lalu bagaimana prospek kerjanya? Menurut Reza, dengan kekuatan menulis dan menliti banyak profesi yang menampung lulusan Antropologi.

“Saya lihat langsung dari beberapa alumni, ada yang menjadi Komisioner KPU, peneliti muda di Kemensos, dan anggota DPRD,“ jelasnya.

Antropologi mempelajari banyak aspek yang berkaitan dengan manusia, beberapa spesialisai Antropologi diantaranya Antropologi Kesehatan, Antropologi Perkotaan, Antropologi Kependudukan, Antropologi Politik, Antropologi Ekonomi  dan banyak lagi. Spesialisasi yang luas menunjukkan bahwa Antropologi bukan melulu meneliti masyarakat pedalaman. Perkembangan teknologi informasi membuat kajian Antropologi bisa dilakukan di mana pun.

Salah satu dosen Antropologi USU, Sri Alem Sembiring berkata,  “di situ ada manusia maka di situ ada Antropologi,”

Ditengah globalisasi, kebudayaan manusia berubah dengan sangat cepat, antropologi berperan penting untuk masyarakat. Menurut Firkawin Zuska, Ketua Prodi Antropologi Sosial USU kebudayaan berubah dengan cepat. Antropologi berkepentingan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang semakin kompleks dan rumit kepada masyarakat luas agar masyarakat luas lebih tenang dan nyaman menghadapi perubahan tersebut.

Jadi, apakah kamu tertarik berpetualang bersama Antropologi?

Redaktur: Yulia Putri Hadi

 

Related posts

Mengenal Lebih Dekat dengan D3 Keuangan USU

redaksi

Jurusan Etnomusikologi, Hanya Main Alat Musik?

redaksi

Jurusan Ilmu Komputer, Sekeren Apa Sih?

redaksi