SUARA USU
Featured

Pengaruh Bullying Terhadap Kesehatan Mental Remaja

Oleh: Annisa Husna Lubis (210701013)/Dr. Gustianingsih, M. Hum

Suara USU, MEDAN. Bullying merupakan kata dari bahasa Inggris yang memiliki arti dalam bahasa indonesia yakni, penindasan. Secara umum, bullying merupakan suatu tindak kekerasan atau melakukan penindasan terhadap sesorang yang dilakukan secara sengaja oleh suatu individu atau kelompok dengan tujuan untuk menakuti serta menyakiti korban secara terus-menerus. Menurut Schott (2014), bullying merupakan tindakan kasar atau agresif kepada sesorang baik secara fisik maupun verbal yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat dibandingkan kekuatan korban yang ditindasnya.

Tindakan bullying sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental merupakan cabang ilmu yang mempelajari kesehatan jiwa yang menitikberatkan rohani yang sehat dengan melihat perilaku manusia sebagai satu bentuk psikofisik yang kompleks. Menurut Daradjat, kesehatan mental adalah terbentuknya kesesuaian dan keserasian antara fungsi kejiwaan satu dan lainnya sehingga menciptakan penyesuaian yang imbang antara manusia dengan lingkungannya.

Dampak kepada kesehatan mental tersebut dapat dilihat dari psychological distress yang mana merupakan dampak negatif bullying. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa korban bullying merasakan sifat negatif dalam dirinya sendiri seperti merasakan kecemasan, depresi antisosial dan akan sangat berdampak bagi kehidupan sekolahnya maupun kehidupan kedepannya. Penyebab terjadinya bullying memiliki alasan yang bervariasi. Pada beberapa kasus, bullying dapat terjadi akibat pengaruh lingkungan maupun masyarakat sekitar. Anak yang pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan dapat berlakukan tindak bullying terhadap orang lain.

Rendahnya intensitas bullying dikalangan remaja. Bullying dikalangan remaja dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya usia, jenis kelamin , dan status sosial-ekonomi. Secara deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 388 (97%) remaja pada kategori intensitas bullying rendah, sedangkan hanya 11 (2,8%) remaja pada kategori intensitas bullying tinggi. Pada rentan usia  remaja lebih memfokuskan diri dengan tugas perkembangan dalam mempersiapkan diri menuju kedewasaannya. Berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat jumlah sampel perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Hal ini didukung oleh penelitin lainnya bahwa laki-laki lebih banyak terlibat dalam kasus bullying. Berdasarkan status sosial-ekonomi remaja ditandai dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan pendapatan ekonomi mencukupi kebutuhan hidup.

Tindakan perundungan harus kita hindari karena sangat berpegaruh bagi mental korban. Karenanya korban menjadi tidak percaya diri dan cenderung menutup diri pada lingkungannya, terlebih lagi pada kalangan remaja yang bahkan mengakibatkan depresi dan kemungkinan terburuknya berujung bunuh diri. Di indonesia kasus bullying masih cukup sering terjadi. Kurangnya kesadaran remaja remaja dan pengaruh lingkungan yang buruk dapat menjadi faktor terjadinya sikap perundungan. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk mengurangi kasus bullying ini. Mendidik anak dan memberikan contoh-contoh baik serta menjelaskan mengenai larangan bullying.

Bullying merupakan gejala sosial dan mental yang tidak dapat kita jadikan bahan candaan semata. Gejala itu dapat menjadikan dunia lebih buruk jika kita biarkan. Bullying membawa kerugian baik dari sisi pelaku maupun korban. Bagi si korban tentunya ia akan merasakan luka mental yang sangat mendalam dan berpotensi akan memunculkan gangguan psikologis yang sikapnya traumatis.

Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan remaja sebagai pelaku bullying berkaitan dengan permasalahan mental dengan melibatkan subjek penelitian. Oleh sebab itu, penting senantiasa melihat suatu kejadian dari banyak perspektif. Beberapa tindakan bullying dapat ditangani dengan mental yang kuat, dan sikap acuh tak acuh terhadap cemoohan pelaku tindak pembullyan. Oleh karena itu, penting untuk menghentikan tindakan bullying demi menyelamatkan kesehatan mental remaja.

 

Daftar Pustaka

Darmayanti, Kusuma. Kartika. Hima, dkk. 2019. “BULLYING DI SEKOLAH : PENGERTIAN, DAMPAK, PEMBAGIAN DAN CARA MENANGGULANGINYA”. Vol.17 (1), 56-63.

Faizah, Firsta. Dkk. 2017. “BULLYING DAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANDA ACEH”. Vol.3, No 1, 77-82.

Nurasih, Elix. 2022. “DAMPAK PERILAKU BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL (STUDI KASUS ANAK USIA 9-10 TAHUN DI DESA JIWAN )”. Skripsi. Klaten: Universitas Widya Dharma Klaten.

 

Redaktur: Agus Nurbillah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Berikut Manfaat Tepuk Tangan yang Wajib Kamu Ketahui

redaksi

41 Pekerja Migran Indonesia (PMI) Lulusan Paket C Ikut Sosialisasi dan Promosi UT bersama KBRI Singapura

redaksi

Review The Batman : Lebih Dari Sekadar Kisah Pahlawan Bertopeng

redaksi