Foto: Detik News
Oleh: Marwansyah Silitonga (NIM. 210701068)/Dr. Gustianingsih, M. Hum
Suara USU, MEDAN. Di Kota Medan sendiri, transportasi sangatlah dibutuhkan. Mengingat masyarakat di Kota Medan banyak melakukan aktivitas, baik itu untuk bekerja maupun untuk belajar. Angkot atau angkutan kota salah satunya transportasi yang ada di Medan. Kendaraan yang satu ini merupakan sarana transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat Kota Medan, tidak hanya mudah didapat, ongkos angkot yang lebih murah dibandingkan dengan transportasi lain. Dengan kelebihannya itulah angkot sangat digemari masyarakat Medan. Akan tetapi disamping kelebihan tersebut terdapat juga kekurangan pada alat transportasi ini sehingga banyak juga yang tidak suka pada angkot. Karena itu, penelitian mengenai angkutan kota ini penting untuk dikaji dan dipahami.
Angkot di Medan adalah suatu keperluan dalam hal transportasi dan banyak yang menyukainya. Hanya dengan mengayunkan tangan, supir angkot tahu bahwa kita ingin menaiki kendaraan satu ini. Bahkan tanpa mengayunkan tanganpun, supir angkot akan menawarkan dan memberhentikan sejenak angkotnya untuk mencari penumpang. Setelah di dalam angkot, kita hanya perlu menunggu dan melihat serta memperhatikan tujuan pemberhentian kita. Ketika hampir sampai, kita hanya perlu mengatakan “kiri” ataupun “pinggir”. Spontan supir angkot segera memberhentikan mobilnya. Selain cara dan mencari dan menaikinya yang mudah, ongkosnya juga terjangkau dan aman di kantong sehingga dapat membantu beberapa kalangan masyarakat Kota Medan. Hal tersebutlah menjadi alasan mengapa masyarakat menyukai angkot.
Namun, tidak semua masyarakat Medan menyukai transportasi yang satu ini. Bahkan beberapa kalangan membenci angkot dan tidak ingin berurusan dengannya. Bagaimana tidak, angkot di Medan sangatlah bising dengan suara klakson mobilnya yang terus-menerus ditekan sehingga masyarakat merasa terganggu akan suara tersebut. Bukan hanya kebisingannya, angkot Medan juga terkenal akan kebut-kebutannya. Para supir angkot tidak menghiraukan kendaraan di sekitarnya sebab mereka ingin selalu berada di depan dan tidak mau dihambat apalagi terkena macet. Biasanya masyarakat Medan menamai hal tersebut dengan “mengejar setoran”. Hal itulah yang membuat angkot tidak disukai oleh masyarakat Kota Medan.
Kalngan pelajar dan mahasiswa adalah orang-orang yang menyukai angkot sebab mereka tidak mempunyai kendaraan sendiri untuk bermobilisasi. Sedangkan orang-orang yang tidak menyukai angkot terdiri dari beberapa kalangan masyarakat Kota Medan seperti pedagang, para pengguna jalan, dan tukang ojek maupun pengendara lainnya.
Angkot di Medan sangat dibutuhkan masyarakat karena kelebihan dan kemudahan yang ditawarkannya. Akan tetapi, angkot juga tidak disukai karena supir angkot yang semena-mena dan tidak mempedulikan sekitarnya. Pada beberapa kalangan masyarakat Medan, angkot menjadi moda transportasi yang sangat penting untuk kalangan mahasiswa. Beberapa masyarakat juga membenci angkot seperti pada kalangan pengguna jalan dan pengendara lain.
Redaktur: Agus Nurbillah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.