Oleh : Irdiana Syahrani
Suara USU, Medan. The Boy in The Striped Pajamas adalah merupakan karya sutradara Mark Herman yang diangkat dari sebuah novel karya John Boyne. Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Bruno (Asa Butterfield), anak seorang perwira NAZI yang dipindah tugaskan ke sebuah kamp konsentrasi Yahudi, pada masa perang dunia II.
Film ini mendapatkan rating 7,7 di IMDb dan 64% di Rotten. Film berdurasi 1 jam 34 menit yang tayang di bioskop tahun 2008 ini, berhasil menorehkan pendapatan 44,1 juta dolar AS.
Dibuka oleh adegan yang menceritakan kehidupan Bruno di tengah kemelut politik Jerman, yang membawanya menjalin persahabatan terlarang dengan seorang anak Yahudi bernama Shmuel.
Film ini memang tidak menceritakan sosok pemimpin NAZI, Adolf Hitler, tetapi benar-benar memberikan kesan keotoriteran seorang Hitler saat itu. Dibuktikan dengan kekejaman Nazi yang membenci orang Yahudi.
Di sisi lain Bruno bertemu dengan seorang anak Yahudi bernama Shmuel. Mereka seperti anak kecil lugu yang baru saja bertemu tanpa memandang status. Setelah pertemuan itu, Bruno semakin sering melihat Shmuel dan bersahabat dengannya dan seiring waktu Bruno mengetahui bahwa Shmuel seorang Yahudi.
Semakin hari semakin dekat dengan Shmuel, membuat situasi Bruno terancam dan kemungkinan untuk ketahuan. Namun Bruno tidak jera dan tetap menemuu Shmuel.
Di hari yang seharusnya Bruno pindah ke rumah kerabat, ia justru masuk ke kamp konsentrasi. Dia memakai seragam yang selama ini dipakai warga kamp Yahudi. Ia masuk lewat bawah pagar dan menuju ke tengah kamp.
Situasi semakin menegangkan ketika Elsa menyadari Bruno hilang, dan melakukan pencarian. Di sisi lain, Nazi merencanakan tindakan yang cukup brutal di kamp Yahudi. Apa yang akan terjadi pada Bruno dan Shmuel selanjutnya?
Jangan lupa untuk nonton kelanjutannya di Netflix sebagai peneman liburan anda!
Redaktur : Harsimren Kaur
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.