SUARA USU
Featured

Toleransi Antar Umat Beragama di Lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU)

Oleh: Michael Rajamin Purba (210502102/FEB), Wildan Taufik Wibowo Nasution (211402102/Fasilkom-TI), Normalita Manalu (210709012/FIB), Sry Wahyuni (210701039/FIB), Febrian Valenta Tambar Malem (210503130/FEB)

Agama di Indonesia merupakan suatu keniscayaan yang harus disyukuri dan pelihara. Keberagaman ini apabila dirawat dengan pengetahuan dan toleransi, maka akan menjadi kekayaan yang luar biasa yang jarang dimiliki oleh bangsa lain di dunia.

Akhir-akhir ini banyak perbincangan di kalangan masyarakat tentang pentingnya toleransi beragama. Dalam agama jika seseorang memaksakan tanpa izin, itu juga mengganggu, tentu saja tidak dibenarkan. Masyarakat diajak untuk memilih agama dan kepercayaannya. Seperti Muslim pergi ke Masjid dan Kristen pergi ke Gereja, dll.

Toleransi baru menjadi terasa tidak terpelihara oleh karena di antara mereka yang berbeda merasakan ada sesuatu yang mengganggu. Bisa jadi gangguan itu sebenarnya bukan bersumber dari agamanya tetapi berasal dari aspek lain misalnya dari ekonomi sosial hukum keamanan dan semacamnya.

Di sisi lain ketika Anda berbeda suku etnis atau bahkan agama tetapi kehadiran Anda juga membuat Anda merasa tidak nyaman itu menciptakan perasaan tidak puas,  belum lagi beda agama umat atau bangsa sedangkan bangsa umat dan agama lain juga akan bermusuhan bila nilai-nilai kejujuran keadilan dan kebenaran diganggu.

“Perbedaan pendapat ya pasti banyak tapi mau gak mau kita hadapi aja karena, gak mungkin juga kita punya pemikiran yang sama, saya aja dengan yang beragama muslim bisa saja pandangannya itu beda, pendapatnya beda, apa lagi yang beda dengan agama kita, tapi mau gak mau kita hadapi aja kan pemikiran orang juga beda-beda.” Ujar Vania Dinda Azura, mahasiswi FEB.

Tidak jarang melihat orang-orang dari semua etnis kebangsaan dan agama tetapi selalu sangat harmonis. Di antara orang yang berbeda termasuk yang berbeda agama saling menyapa, berbagi kasih dan juga saling membantu itu karena mereka saling mengenal, saling menyukai dan saling menghormati dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan kejujuran dan kebenaran seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Redaktur: Agus Nurbillah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mengungkit Sejarah Perkebunan di Museum Perkebunan

redaksi

Local’s Chambers, Peluang Emas bagi Local Community

redaksi

Pos Bloc Medan: Wisata Tanpa Batas Dibalik Sejarah

redaksi