SUARA USU
Kabar Kampus

Berfokus pada Pengolahan dan Pemasaran Cincau, IMASEP FP USU Adakan Seminar Nasional bersama DPW 1 POPMASEPI

Reporter: Azka Zere dan Altasyania
Suara USU, Medan. Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas Pertanian USU dan Dewan Pengurus Wilayah 1 Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (DPW 1 POPMASEPI) mengadakan seminar nasional bertajuk “Prospek Pengembangan Agroindustri Cincau dan Pemasarannya” pada Selasa (21/6), di Aula Soeratman FP USU. Kegiatan ini merupakan salah satu rangakaian acara Pekan Keprofesian Pengabdian
POPMASEPI (PKPP) Bina Desa DPW 1 POPMASEPI, sebelum nantinya para peserta melakukan pengabdian masyarakat di Desa Garungang, Kec. Kuala, Kab. Langkat.

Seminar nasional ini mengundang Yusak Maryunianta selaku Dosen Agribisnis FP USU dan Diah Wiyani Budiwan selaku Widyaiswara UPT Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara sebagai narsumber. Kegiatan ini turut dihadiri perwakilan POPMASEPI, Ketua DPW 1 POPMASEPI Dino Hermansyah, pengurus DPW 1 POPMASEPI, pengurus DPP POPMASEPI, Gubernur PEMA FP M. Arsyad Bahri, Ketua Umum IMASEP Franz Gruble Simanjuntak, para Ketua Umum HMJ Agribisnis se-Sumatera, dan mahasiswa Agribisnis se-Sumatera.

Acara ini dibuka oleh sambutan dari Kepala Program Studi Agribisnis Rulianda Purnomo Wibowo, Kadis Tanaman Pangan, dan Hortikultura yang diwakili oleh Kepala UPT BI Palawija Tanjung Selamat Safita Ralfi, Wakil Dekan I Fakultas Pertanian USU Lisnawita, dan Rektor USU yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Prestasi Mahasiswa dan Hubungan Kealumnian USU Rahma Yurliani.

Selaku pemateri, Diah menjelaskan bahwa mahasiswa harus dapat membuka wawansan dan mengubah mindset masyarakat untuk dapat mengolah cincau sehingga memiliki nilai tambah yang menguntungkan.

“Yang menjadi kendala, petani kita gak mau repot. Setiap kita mengenalkan sesuatu, mereka akan menolak karena merasa repot. Makanya mindset  perlu diubah, dibalik kerepotan ada nilai tambah yang didapatkan,” jelas Diah.

Diah menambahkan, dalam mengelolah suatu produk tentunya memerlukan biaya. Oleh sebab itu, para petani dapat bersinergi dan bermitra, seperti ada yang menangani produksi, pengolahan, dan pemasaran. Hal tersebut harus dilakukan agar meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk cincau.

Produsen juga harus mengetahui keinginan konsumen. Jika produsen berhasil memetakan keinginan konsumen, maka selanjutnya konsumen tidak akan keberatan untuk membeli karena produk tersebut dirasa sesuai dengan kebutuhannya. Penting untuk melakukan riset pasar dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial yang didukung oleh sektor-sektor lain untuk memaksimalkan laba.

“Adik-adik merupakan penggerak pembangunan pertanian di desa masing-masing. Pertanian harus didukung oleh sektor-sektor lain, tidak bisa berdiri sendiri,” tutur Diah.

Selain itu, para petani sebagai produsen juga penting untuk melakukan pemilihan pasar, seperti kuantitas produk yang dihasilkan, jarak pasar, tingkat jalan beraspal, biaya transportasi, harga yang diharapkan, persyaratan kualitas, akses informasi, dan kondisi pengelolaan pasar.

Diah menuturkan, secara rata-rara cincau masih belum dibudidayakan secara maksimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan peran mahasiswa untuk membuka pemahaman bahwa daun cincau dapat memberikan penghasilan bagi masyarkat yang tentunya harus dirawat untuk menghasilkan produksi yang tinggi yang nantinya akan memengaruhi hasil olahan. Bahkan keberadaan daun cincau sudah sampai go internasional.

Dengan memberikan pemahaman seperti ini, segala aktivitas produksi dapat memberikan nilai lebih. Masyarakat harus melihat potensi komoditi cincau dengan memanfaatkan khasiat daun cincau. Penting juga untuk mengarahkan budidaya cincau sesuai dengan SOP yang berlaku

Para produsen juga dapat menentukan strategi pemasaran dengan segmenting, targeting, dan positioning (STP) serta bauran pemasaran melalui 7p, yakni product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Selain itu, untuk meningkatkan nilai tambah, cincau dapat diolah jadi minuman kekinian seperti, jelly dan es campur cincau.

Redaktur : Valeshia Trevana


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Setahun Pandemi, Bagaimana Nasib PKL di USU Sekarang?

redaksi

Semarak Antusiasme Menjadi Mahasiswa Baru 2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

redaksi

Bersiap Adakan Perkuliahan Tatap Muka, USU Adakan Vaksinasi Serentak

redaksi