Oleh: Yuni Hikmah
Suara USU, Medan. Forum Mahasiswa Islam Psikologi (Formasi) Al-Qalb Universitas Sumatera Utara kembali melangsungkan program kerja Psycho Syar’i sebagai program kerja tetap yang dilaksanakan dua kali dalam setahun. Seminar bertajuk “Apa yang Harus Kulakukan Ketika Aku Jatuh Cinta?” ini digelar pada Sabtu (25/02). Berbeda dari tahun sebelumnya, seminar kali ini berlangsung secara offline di Ruang Serbaguna, Fakultas Psikologi USU.
Seminar ini turut mengundang pembicara Suri Mutia Siregar, M.Psi. selaku Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi USU dan Ustadzah Dariantini, S.Pd.I., M.A. selaku Pimpinan Wilayah Pesistri SUMUT.
Suri Mutia Siregar menyampaikan pengertian cinta dari kacamata psikologi. Beliau menerangkan bahwa salah satu tahapan dalam Teori Erikson adalah Intimacy vs Isolation, yang terjadi selama usia dewasa awal. Pada tahap ini, individu belajar untuk membentuk hubungan intim yang sehat dengan orang lain atau resiko mengalami isolasi sosial dan emosional. Dikatakan pula menurut Robert J. Sternberg, cinta hanya dapat dimengerti dengan 3 komponen, yaitu intimacy, passion, dan commitment, atau dikenal sebagai Tringular Theory of Love.
“Three components of love can be fluid. Temukan seseorang yang dapat diajak berkompromi seumur hidup,” ungkap Dosen Fakultas Psikologi yang lebih akrab disapa Kak Suri tersebut.
Disisi lain, perspektif cinta ditinjau dari sudut pandang Islam menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya, cinta adalah suatu ungkapan keterkaitan/kecenderungan naluriah terhadap sesuatu yang membuat senang/nyaman. Cinta kepada sesuatu yang dianggap baik adalah sesuatu yang niscaya tidak dapat ditolak.
Dariantini menyebutkan, “Secara asal, Islam tidak melarang kita jatuh cinta, mencintai dan dicintai. Hanya saja, kadar kecintaan kepada makhluk haruslah tidak lebih besar daripada cinta kepada Sang Khaliq. Mencintai makhluk Allah adalah tanda kesempurnaan iman.”
Kegiatan ini bernaung di bawah prakarsa Departemen Ilmy. Program ini sendiri bertujuan untuk mengangkat isu-isu atau fenomena tertentu yang berangkat dari peristiwa sehari-hari atau perihal yang tengah hits di kalangan mahasiswa. Pada kesempatan ini, Psycho Syar’i mengusung ‘Cinta’ sebagai temanya. Dalam sebuah wawancara, Eva Irvana selaku Kepala Panitia menjelaskan alasan terkait pengangkatan tema seminar tahun ini.
“Sebagai anak muda, kita pasti pernah merasakan jatuh cinta, kan? Untuk itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan jadi jawaban atas kegundahgulanaan kita sebagai manusia ketika jatuh cinta. Dalam kegiatan ini, cinta dibahas dari perspektif psikologi dan Islam. Apa yang nantinya akan kita lakukan ketika berhadapan dengan cinta berdasarkan kedua pandangan tersebut,” ungkapnya.
Ketika ditanyakan kendala selama eksekusi kegiatan, Eva Irvana menuturkan bahwa kemacetan di kawasan kampus selama pawai taaruf MTQ ke-56 merupakan kekhawatiran terbesar. “Kita nggak tau akan dapat surat edaran dari USU yang baru turun sekitar 21 Februari dan itu sudah dekat dengan tanggal dilaksanakannya acara, sehingga rencana penundaan sangat tidak memungkinkan. Seandainya ada informasi jauh-jauh hari mungkin bisa diundur. Alhamdulillah, peserta banyak yang datang, walaupun memang agak terlambat disebabkan kemacetan tadi,” ungkapnya.
Eva Irvana yang mengemban kepercayaan sebagai Kepala Panitia acara Psycho Syar’i periode ini berharap program kerja ini akan tetap terlaksana dikepengurusan selanjutnya
“Harapannya semoga ada Psycho Syar’i Akbar yang bisa mengundang ustad/ustadzah dan narasumber yang keren dan ambil topik yang menarik,” tutup Eva.
Redaktur: Tania A. Putri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.