Oleh : Yessica Irene
Suara USU, Medan. Kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM membuat masyarakat semakin gusar, pasalnya dengan naiknya harga BBM ini membuat perekonomian beberapa masyarakat semakin tidak stabil.
Kenaikan harga BBM ini memberikan dampak kepada seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan, namun mahasiswa yang berkendara dengan menggunakan angkutan pribadi untuk pergi ke kampus merasakan dampak dari kenaikan BBM ini.
Masa perkuliahan yang saat ini sudah tatap muka secara penuh membuat seluruh mahasiswa harus keluar rumah. Mereka yang memiliki kendaraan pribadi, mau tidak mau harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli bensin akibat naiknya harga BBM.
Jimmamada, mahasiswa FEB jurusan Manajemen stambuk 2020 memberikan tanggapannya terhadap kenaikan BBM ini. Jimmamada menggunakan motor sebagai alat tranportasi utama untuk kuliah dan biasanya menggunakan BBM jenis pertalite.
“Sebagai mahasiswa, jujur saya merasa sedikit diberatkan dengan kenaikan BBM yang terkesan tiba-tiba ini. Apalagi kenaikan harganya yang lumayan dan bertepatan saat kuliah offline akan dimulai. Karena saya menggunakan sepeda motor sebagai transportasi utama dan jarak rumah ke kampus cukup jauh tentu saja kebutuhan BBM menjadi salah satu hal harus saya perhatikan. Dengan kenaikan harga ini saya harus mengalokasikan dana keseharian saya lebih banyak ke transportasi dan mengurangi dana untuk kepentingan lain. Hal ini tentu saja agak menyulitkan untuk mahasiswa yang memiliki kebutuhan kuliah yang cukup banyak,” ungkap Jimmamada.
Surya Nugraha, mahasiswa Fakultas Hukum stambuk 2019 juga memberikan pandangan yang sejalan dengan Jimmamada yang mana ikut terkena dampak dari kenaikan harga BBM ini. Surya yang merupakan mahasiswa perantauan mengaku bahwa kenaikan harga BBM ini juga menyulitkan surya serta menambah pengeluaran sebagai mahasiswa akhir yang memiliki pengeluaran yang cukup banyak.
“Kenaikan harga BBM disaat waktu persiapan kuliah luring penuh ini tentunya sangat berdampak bagi mahasiswa perantau seperti saya, terlebih lagi untuk teman teman yg ngekos. Karena dengan kenaikan BBM ini, akan menambah jumlah pengeluaran atas kebutuhan,” tutur Surya.
Namun terlepas dari keluhan tersebut, kedua mahasiswa USU ini memberikan harapannya kepada pemerintah terkait kestabilan harga BBM.
“Harapannya tentu harga BBM tetap stabil mengikuti harga minyak dunia. Ketika terjadi penurunan, maka saya berharap harga BBM juga turun. Harapan lainnya adalah pemerintah tetap mensubsidi BBM, mengingat kenaikan harga BBM tidak hanya berdampak bagi mahasiswa tetapi juga masyarakat secara luas di setiap sektor,” pungkas Surya.
“Saya harap harga BBM dapat lebih distabilkan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat yang bergantung pada BBM untuk menjalankan kegiatan sehari-hari,” tutup Jimmamada.
Redaktur : Lita Amalia
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.