SUARA USU
Kabar Kampus

Kaitkan Jurnalistik dan Sejarah, Prodi Ilmu Sejarah Kembali Adakan Workshop Jurnalistik Sejarah

Oleh: Okto Mario Situmeang

Suara USU, MEDAN. Seorang Jurnalis yang handal tentunya memerlukan pengetahuan dan wawasan yang baik agar dapat memperoleh keberhasilan dalam dunia kepenulisan. Dengan memahami sejarah maka akan mempermudah seorang jurnalis dalam menganalisis bentuk permasalahan yang terjadi dan memberikan laporan yang akurat.

Maka untuk meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai kontribusi Ilmu Sejarah dalam dunia kepenulisan jurnalistik, Prodi Ilmu Sejarah USU kembali mengadakan Workshop Daring yang mengusung tema Jurnalisme Sejarah.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting pada Sabtu, (06/11) yang terbuka bagi untuk umum. Dimoderatori oleh Lestari Dara Cinta Utami,  workshop ini menghadirkan  narasumber yang berpengalaman dalam dunia kepenulisan jurnalistik yaitu Fransisca Ria Susanti dari Jaringan.id (Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi).

Fransisca atau yang akrab dipanggil Sisca ini memaparkan materinya yang berjudul Jejak Sejarah dalam Laporan Jurnalistik. Fransisca membagikan pengalamannya ketika bekerja di organisasi pers Sinar Harapan. Seorang jurnalis sangat dibatasi dalam menuliskan karya pada masa orde baru, dan terdapat perbedaan mencolok antara penulisan jurnalistik masa kini dengan orde baru, banyak organisasi pers pada masa itu yang kesulitan dalam menemukan informasi dari saksi mata G30S PKI khusus saksi mata Perempuan, karena adanya pembatasan.

Sisca menjelaskan bahwa sumber sejarah dan metode penelitian sejarah sangat diperlukan untuk menciptakan hasil karya jurnalistik yang baik. Khususnya pada rubrik human interest yang dapat mengambil peran para tokoh sejarah, dengan adanya bantuan kajian Ilmu Sejarah maka news value (nilai berita) akan semakin besar.

“Peristiwa penting hari ini akan menjadi sejarah yang akan dikenang di masa depan, tentu jurnalistik dan sejarah memiliki hubungan yang sangat membutuhkan, dan media-media Indonesia pada masa orde baru sangat kesulitan dalam memperoleh informasi dari saksi-saksi mata G30S PKI khususnya saksi mata dari kaum perempuan. Analisis sejarah sangat penting untuk mempermudah penulisan rubrik human interest yang diambil dari tokoh sejarah yang berpengaruh besar, namun belum dikenal banyak orang. Seperti contohnya, Sumilah yang merupakan perempuan saksi mata PKI,” ujar Sisca.

Lila Pelita Hati selaku Kaprodi Ilmu Sejarah USU menanggapi secara positif pelaksanaan Workshop ini, yang dianggap mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pentingnya kontribusi Ilmu Sejarah dalam mendukung hasil karya Jurnalistik yang baik, karena kedua disiplin ilmu ini memiliki hubungan yang timbal balik.

“Besar harapan kami dengan adanya seminar daring ini dapat menambah wawasan kita terutama bagi mahasiswa Sejarah yang ingin menciptakan karya jurnalistik, karena ilmu sejarah berperan penting dalam menghimpun berita dan fakta sejarah untuk menyempurnakan laporan penulisan jurnalistik,” pungkas Lila.

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Melalui Dumas Talkshow, Peserta Diajak Mengenal dan Mengembangkan Potensi Diri

redaksi

YOSL-OIC Ajak Mahasiswa Monitoring Biodiversity di Hutan Restorasi Halaban TNGL

redaksi

Gemar Belajar (GemBel) FH USU Laksanakan Kegiatan Bertajuk “GemBel Ber-Ilmu 2022”

redaksi