SUARA USU
Entertaiment

Kepergian Lionel Messi: Murni Taktis atau Strategi Bisnis?

Penulis : Okto Situmeang

Suara USU, MEDAN. Banyak diantara penggemar sepakbola yang masih belum bisa menerima kepergian Lionel Messi, khususnya pecinta Barcelona. Hal ini tentu saja sangat wajar, karena selama bermain dengan Barcelona “La Pulga” telah banyak menorehkan prestasi yang gemilang dalam kurun waktu 21 Tahun.

Selama bermain untuk Barcelona, Lionel Messi telah tampil sebanyak 778 kali dan menyumbangkan 672 Gol, ini merupakan pencapaian yang sangat sulit untuk disamai oleh pemain Barcelona lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Messi layak dijadikan sebagai salah satu legenda Barcelona. Dalam kurun waktu itu pula, Lionel Messi berhasil meraih 10 gelar La Liga, 7 Trofi Copa Del Rey, dan 4 gelar Liga Champions, dan selama bermain untuk Barcelona, Lionel Messi berhasil meraih 6 penghargaan Ballon D’or terbanyak di dunia dan hanya berbeda satu dengan rival abadinya Cristiano Ronaldo.

Hal ini membuktikan, bahwa Lionel Messi mempunyai peran besar dalam mendongkrak popularitas Barcelona selama bermain bersama kub tersebut. Banyak orang berpikir bahwa Lionel Messi tidak akan pensiun di Barcelona, karena salah satu alasan kuat seseorang mencintai Barcelona adalah keberadaan Lionel Messi.

Messi memiliki masa lalu yang indah bersama Barcelona, yang membuatnya harus berbalas budi kepada Tim Catalan ini. Sebelum menjadi pesepakbola profesional, Lionel Messi pernah menderita penyakit kelainan pada pertumbuhan “Growth Hormone Deficiency” penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon pertumbuhan, dan apabila tidak diobati menyebabkan tinggi Messi hanya bisa mencapai 150 Cm saja.

Lionel Messi direkrut oleh Barcelona ketika berusia 13 tahun, seluruh biaya pengobatannya ditanggung oleh Klub Barcelona. Hal ini merupakan salah motivasi yang kuat bagi Messi untuk tetap setia di Barcelona.

Kepergian Lionel Messi memang masih menyisakan duka yang mendalam bagi klub dan penggemar Barcelona, karena Lionel Messi dan Barcelona telah memiliki kedekatan emosional yang kuat, dampak yang buruk pun terjadi pada kondisi keuangan klub Barcelona, karena kesulitan mencari sponsor, dan terdapat konflik internal di dalam manajemen Barcelona.

Namun berbanding terbalik dengan Klub barunya, yaitu Paris Saint Germain yang mengalami peningkatan keuntungan yang signifikan setelah kedatangan Lionel Messi, dari penjualan kostum maupun bertambahnya sponsor. Walaupun tidak lagi bersama dengan Messi Barcelona harus tetap optimis dalam menyongsong musim baru, karena mereka masih memiliki pemain -pemain muda yang berpotensi untuk tampil bersinar di musim depan.

Musim 2021/2022 adalah musim yang sangat berbeda dari sebelumnya , La Liga dan El Clasico akan berjalan tanpa Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, sedangkan Ligue 1 akan dipenuhi oleh tim bertabur bintang.

Redaktur : Wiranto Asruri Siregar

Related posts

Final AFF 2020 Leg 1: Thailand Bekuk Indonesia Empat Gol Tanpa Balas

redaksi

Hi Hello (Day6), Aku dan Kamu Menjadi Kita 

redaksi

Memahami Psikologi Melalui Buku “Berani Tidak Disukai” dengan Genre Self Improvement

redaksi