Oleh: Azka Zere
Suara USU, MEDAN. Dalam rangka mendorong mahasiswa untuk berkontribusi dalam memajukan masyarakat desa, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengadakan Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang dapat diikuti berbagai bentuk organisasi mahasiswa baik Unit Kegiatan Mahasiawa (UKM) atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM).
Di antara 563 proposal yang lolos seleksi akhir dan mendapat pendanaan, perwakilan Smart Generation Community (SGC) USU berhasil menjadi salah satunya. Mengusung ide Ndeskati Coffee House, berhasil membawa mereka menuju kabar baik yang diumumkan melalui website resmi PHP2D pada Senin (5/7) lalu. Rumah tersebut nantinya akan dijadikan wadah membina masyarakat untuk beralih dari petani subsisten menjadi petani komersial.
Tim yang mengharumkan nama USU ini terdiri dari Eldi Mayu, Khairul Azhari Tambunan, Basauli Siregar, Nazli Ramadhan, Lina Sari Siregar, Muhammad Shiddiq, Adilla Syafira, Taufik Akbar Saragih, Nurhaliza, Nurhasanah Ritonga, Prizuri Hartadi, dan Muhammad Fadhil Harahap, dengan dosen pendamping, Buchari ST, M. Kes, serta coach, Bayu Febrilliandikha.
Eldi Mayu selaku ketua tim dan Presiden baru SGC USU menuturkan bahwa untuk mengikuti kompetisi PHP2D ini harus membawa nama UKM yang telah mendapat SK dari rektorat. Oleh sebab itu, mereka membawa UKM SGC USU. Ia juga mengungkapkan untuk mengikuti kompetisi ini merupakan salah satu inisiatif Bayu Febrilliandikha, coach sekaligus Menteri Riset dan Teknologi SGC.
“Sebenarnya ini adalah salah satu inisiatif yang dibuat oleh Bang Bayu Febrilliandikha selaku Menteri Riset dan Teknologi di SGC itu sendiri. Pada masa itu, aku pribadi kan juga sebagai staf kan ya di Kementerian Ristek SGC, jadi aku diamanahkan untuk membentuk tim PHP2D yang isinya dari anak-anak SGC,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eldi menambahkan bahwa tim yang berhasil lolos pendanaan ini tidak hanya berasal dari UKM SGC USU saja, melainkan kolaborasi dari Arunika Simetrikal dan Mengajar di Desa.
“Kata Bang Bayu juga pada waktu itu bolehlah ngambil juga yang dari luar SGC untuk bantu-bantuin. Nah, selain dari teman-teman SGC, ngambil juga dari temen-temen di luar SGC, yang sekarang membentuk Arunika Simetrikal itu ada Lina dan Basauli. Untuk yang Mengajar di Desa itu ada Nurhasanah. Selebihnya kami dari SGC, yang ada juga beberapa amanah di Mengajar di Desa,” terangnya.
Presiden SGC USU yang baru dilantik ini juga menjelaskan sistematika proses seleksi PHP2D, dimulai dari pembuatan proposal yang melibatkan banyak pertemuan dan diskusi, bahkan juga melibatkan langsung orang-orang dari Desa Ndeskati.
“Setelah proposalnya rampung, maka ya menunggu hasil pengumuman. Jadi tadi sign up pertama proposal, lalu lolos administrasi. Baru yang kedua itu lolos substansi. Selanjutnya masuk ke tahap presentasi yang diadakan via zoom se-nasional, tapi untuk presentasinya itu dibagi beberapa breakout room, cuma tim itu sendiri berhadapan dengan para juri. Nah, di tahap presentasi itu yang mewakili tim ada Aku dengan Basauli,” jelasnya.
Secara internal, Eldi mengaku tidak ada kendala karena semuanya berjalan dengan lancar dan bekerja secara profesional. Namun secara eksternal, terdapat sedikit kendala dalam hal admnistrasi.
“Iya, yang paling jadi kendala itu seperti surat yang mesti ada tanda tangan dari kepala desa. Jadi mesti agak sabar menunggu sampai suratnya acc karena ya kesibukan beliau barangkali,” tuturnya.
Di akhir wawancara, mahasiswa Fakultas Teknik ini mengharapkan agar melalui program ini masyarakat Desa Ndeskati dapat merasakan dampak peningkatan taraf ekonomi, serta dapat mendorong mahasiswa USU lainnya untuk turut serta dalam pengabdian masyarakat ke desa yang membutuhkan.
“Harapan terbesarnya jelas adalah semoga beneran ada impact yang bisa dirasakan khususnya masyarakat Desa Ndeskati dalam hal peningkatan taraf ekonomi. Juga diharapkan melalui program ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa-mahasiswa USU lain untuk bersemangat juga dalam melakukan pengabdian masyarakat ke desa-desa yang membutuhkan. Jangan takut untuk mengambil setiap peluang yang terbuka di depan mata. Karena ada banyak sebenarnya pemerintah membuat program serupa selain PHP2D ini, seperti P3D dan Wira Desa. Tinggal mahasiswanya nih punya kemauan biar tinggal langsung sikat,” tutupnya.
Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.