Penulis: Muhammad Fadhlan Amri
Suara USU, Medan. Akhir-akhir ini para anak muda atau generasi milenial khususnya di dunia maya, konsisten menunjukan ketertarikan mereka pada dunia sastra.
Banyak akun maupun para penulis yang meraup banyak perhatian, lewat karya mereka di bidang sastra. Baik lewat untaian kata, lewat rangkaian kalimat sarat makna, maupun dengan video yang bertemakan sastra. Seakan menjadi pertanda bahwa akan terjadi kebangkitan sastra di Indonesia. Walaupun untuk sekarang masih ke hal-hal yang berbau cinta-cintaan anak muda belaka.
Oleh karenanya kita akan menyoroti dan mengupas tuntas jurusan sastra Indonesia ini, sekaligus sebagai bekal bagi adik-adik kita yang masih bimbang nih memilih jurusan kuliahnya nanti, yuk kita simak selengkapnya!
Jurusan Sastra Indonesia memang bukanlah jurusan yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Jurusan yang tergabung dalam Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) ini memang jurusan yang dapat dikatakan moderat. Yang memiliki makna tidak terlalu ramai peminat, namun juga tidak pernah sepi peminat.
Untuk di Universitas Sumatera Utara (USU) sendiri, jurusan ini mendapat akreditasi B dan meraih 381 peminat pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019 lalu. Dan untuk tahun ini, tersedia 48 kursi di jalur seleksi yang sama.
Di USU, para mahasiswa jurusan ini juga akan memilih program peminatan pada semester dua. Di mana, terdapat dua pilihan peminatan yaitu sastra murni dan juga linguistik. Jurusan ini, selain mempelajari dan mengkaji karya-karya sastra, juga akan mempelajari gaya bahasa serta hal-hal lain terkait kebahasaan dan kesusastraan Indonesia yang baik dan benar.
Jurusan ini memiliki banyak mata kuliah yang akan menempah serta membina para mahasiswa yang berkompeten di bidang sastra seperti mata kuliah, fonologi, linguistik umum, hingga teater dipelajari.
Untuk prospek kerja, jurusan ini juga menawarkan segudang profesi dan karier yang menjanjikan bagi para mahasiswa dan lulusannya. Mulai dari menjadi akademisi, tenaga pendidikan, content writer, copywriter, penulis, editor, wartawan, dan masih banyak lagi. Hal ini juga didukung, selama perkuliahan, para mahasiswa diberikan ilmu serta pembekalan yang tak hanya terkait sastra tetapi juga keilmuan lain sehingga para lulusan Sastra Indonesia dapat bersaing di berbagai sektor di dunia kerja.
Fahreza Rahmad Hidayat (20), yang merupakan mahasiswa stambuk 2019 dari jurusan ini menuturkan bahwa, alasan dan motivasinya memilih jurusan sastra Indonesia adalah kurangnya kemampuannya di bidang lainnya.
“Dan aku hanya menyukai beberapa bidang di pelajaran bahasa Indonesia, jadinya aku milihnya bahasa Indonesia, jadi anak indie,” sebut mahasiswa yang biasa dipanggil Reza ini.
“Di jurusan ini, aku bisa belajar mengetahui seluk beluk pembentukan kata bahasa Indonesia, bahasa-bahasa negara lain juga. Di jurusan ini juga pastinya, untuk pengetahuan bahasa, dari aku pribadi, mungkin sedikit lebih luas,” tambah Reza.
Untuk lika-liku kehidupan perkuliahan Reza mengaku bahwa permasalahan yang ia hadapi hampir sama dengan mahasiswa-mahasiswa jurusan lainnya.
“Permasalahan yang aku hadapi sih hampir sama kaya yang dari jurusan lain, contohnya dosen yang sedikit tegas dan mempunyai pola belajar yang tidak sesuai dengan keinginan mahasiswa. Jurusan aku sekarang aku jalani juga masih dianggap remeh sama banyak orang”.
Reza berharap untuk kedepannya dapat menghadirkan lebih banyak acara positif oleh jurusan sastra indonesia. Ia menilai di jurusan ini masih kurang banyak dan juga memiliki kekurangan di kesiapan acara, seperti untuk acara tahunan mereka “Sastradisi”.
Redaktur: Melisa Rinarki Harahap
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.