Oleh: Muhammad Fadhlan Amri
“Iri liat kampus lain udah ada almet, USU belum ada sampe aku udah semester 3,” ungkap LH salah satu mahasiswa stambuk 2020.
Suara USU, Medan. Jaket almamater adalah salah satu identitas terpenting dan merupakan hak bagi seluruh mahasiswa. Namun di beberapa universitas termasuk Universitas Sumatera Utara, pendistribusiannya selalu terlambat. Saat ini, mahasiswa stambuk 2020 akan memasuki semester ketiga, dan mereka belum mendapat jaket almamater, hak mereka.
Menanggapi permasalahan ini, Suara USU melakukan wawancara dengan Wakil Rektor I yang menaungi Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kealumnian. Wakil Rektor V, penanggung jawab Bidang Pengelolaan Aset dan Usaha, serta Sekretaris Universitas. Tak hanya itu, kami juga melakukan jajak pendapat untuk mendengar langsung pendapat mahasiswa USU terkait hal ini.
Fidel Ganis Siregar yang merupakan Sekretaris Universitas, mengaku belum mendapat kepastian informasi terkait hal ini ketika diwawancarai oleh kru Suara USU.
“Anak-anak kami, lebih baik menyari kepastian informasi tentang ini langsung ke pak WR I lebih dahulu ya, atau ke pak WR 5. Mungkin ada sesuatu hal yang terjadi dalam pengadaannya sehingga jacket tersebut belum anak-anak kami terima,” ungkapnya.
Edy Ikhsan, selaku Wakil Rektor I mengungkapkan bahwa lelang tender jaket almamater untuk mahasiswa stambuk 2020 gagal dan akan dilakukan kembali.
“Minggu ini tender jacket almamater akan diulang kembali. Minggu lalu gagal karena tak satupun memenuhi qualifikasi. InshaAllah secepatnya ada,” tutur beliau.
Senada dengan Edy Ikhsan, Luhut Sihombing yang merupakan Wakil Rektor V mengatakan bahwa lelang sebelumnya gagal dan akan dilakukan lelang kembali, dan memasuki fase penawaran.
“Proses Pengadaan barang jasa termasuk jacket almamater itu domain nya UKPBJ. Unit Kegiatan Pengadaan Barang Jasa USU. Saya dapat info dua hari lalu Lelang nya gagal, karena tidak ada penyedia yang memenuhi syarat. Tapi sudah dilelang ulang. Saat ini masa pemasukan penawaran,” terang Luhut.
Beragam respon hadir di kalangan mahasiswa, sebagian besar menyayangkan lambatnya pengadaan dan distribusi jaket almamater mereka. Padahal USU saat ini sedang menuju internasionalisasi, namun hak-hak dan identitas mendasar mahasiswa seperti almamater belum terpenuhi. Para mahasiswa juga menyebutkan kekecewaan mereka yang lain seperti mekanisme pemeriksaan narkoba.
“Selain almamater yang belum keluar, uang yang tadinya untuk pemeriksaan narkoba juga tidak ada kejelasannya,” ungkap RP.
USU jelas harus berbenah, karena polemik almamater ini terus berlangsung beberapa tahun belakangan. Rektor dan jajarannya harus mengambil langkah efektif dan tegas menindaklanjuti polemik almamater. Kesalahan-kesalahan di kepemimpinan lalu jangan mau diulang, jika dirasa sistem lelang tak lagi efektif, harus ada perubahan fundamental terkait pengadaan almamater yang sudah menjadi isu rutin di kampus hijau.
PEMA dan elemen lainnya harus menjadi garda terdepan menyuarakan hak-hak mahasiswa. Pengulangan proses lelang jelas akan berdampak ke semakin lamanya pengadaan almamater mahasiswa stambuk 2020 dan bukan tidak mungkin, nestapa yang sama akan menimpa mahasiswa stambuk 2021.
Redaktur: Yulia Putri Hadi
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.