Oleh : Fernando Gideon Sihite dan Selli Erwiyanti Matakena
Suara USU, Medan. UMKM adalah usaha mikro kecil menengah yang dijalankan oleh individu/ rumah tangga atau badan usaha ukuran kecil. UMKM juga berperan sebagai penyumbang PDB terbesar dan telah menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat. UMKM memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah UMKM dibidang kuliner. Meski pandemi Covid-19 melanda, industri makanan dan minuman tidak kehilangan eksistensinya dan tetap mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian negara.
French Bakery merupakan salah satu UMKM dibidang kuliner yang menyediakan berbagai jenis roti dan kue. French Bakery berdiri pada tahun 2011 di kota Medan. Awal berdirinya dimulai dengan 1 gerai dan hingga saat ini sudah memiliki 4 cabang yang berada di kota Medan dan telah memiliki 25 karyawan. Selama 10 tahun bergerak dibidang kuliner, French Bakery mampu bertahan dengan mengembangkan menu baru setiap tahunnya. Selain menjual kue dan roti, french bakery juga menyediakan makanan ringan dengan rasa yang khas ala France Bakery yang memanjakan lidah pelanggannya. Menurut Fitri Anggaraini yang merupakan salah satu karyawan toko French Bakery, menu andalan French Bakery adalah blackforest. Blackforest menjadi menu yang paling banyak diminati oleh pelanggan lantaran rasa yang khas dan teksturnya yang lembut. Sehingga tidak mengherankan bahwa blackforest menjadi salah satu menu terlaris dan sumber penjualan terbanyak setiap harinya.
Setiap usaha atau bisnis pasti memiliki keunikan dan ciri khas mereka masing-masing, demikian pula dengan French Bakery. Selain memiliki rasa kue dan roti yang unik dan berbeda dengan toko roti lainnya, French Bakery juga memiliki nilai-nilai dalam organisasi yang telah menjadi budaya dalam UMKM ini. Budaya organisasi organisasi tersebut menjadi pegangan manajemen dan karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Koko Edy sebagai pendiri french bakery mengungkapkan bahwa budaya kerja yang membawa French Bakery hingga di posisi saat ini adalah selalu memperlakukan karyawan dengan baik dan menjadikan pelanggan sebagai raja. Kualitas karyawan juga menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu French Bakery selalu meningkatkan kualitas karyawannya melalui pelatihan dan evaluasi kinerja.
Budaya yang di terapkan selanjutnya adalah Clan culture dimana Budaya kerja clan merupakan budaya kerja yang menciptakan lingkungan kerja yang cenderung ramah dan bersahabat. Situasi ini akan membuat seluruh karyawan French Bakery menganggap seperti satu keluarga besar yang sedang melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.Jenis budaya kerja ini lebih menekankan pembentukan team work yang solid serta komunikasi yang baik, atau dengan kata lain setiap karyawan melakukan kerja sama dalam memajukan French Bakery seperti disiplin kerja yang tinggi, mudah beradaptasi dengan perubahan selera konsumen dan memiliki komunikasi yang baik sehingga para konsumen senang dengan pelayanan dari karyawan French Bakery.
Dan yang terakhir, budaya yang di gunakan adalah Adhocracy Culture budaya kerja adhokrasi akan lebih bersifat dinamis dan kreatif. Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang berani mengambil resiko dan memacu motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar. Hal ini diterapkan oleh Ko Edi dimana dia menjadi seorang inovator dan berani melakukan inovasi didalam produk nya agar kepuasan konsumen meningkat dan selalu memotivasi karyawan agar berani memberikan ide ide dalam memajukan French Bakery, walaupun Ko Edi banyak melakukan inovasi-inovasi tatapi Ko Edi tetap memepertahan kan cita rasa Blackforest yang menajadi ciri khas dan menu andalan French Bakery.
Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan karyawan French Bakery Padang Bulan yaitu, budaya organisasi perusahaan berpengaruh positif terhadap kelangsungan bisnis. Budaya organisasi telah menjadi pilar terbentuknya perusahaan menjadi motivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing karyawan. Nilai-nilai yang telah menjadi budaya perusahaan France Bakery yaitu disiplin, ramah-tamah, adaptif dan selalu memprioritaskan kepentingan pelanggan.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.