Reporter : Emma Amelia
Suara USU, Medan. Dalam rangka Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2022, Pengabdian Masyarakat MIND FK USU mengadakan webinar bertajuk Little Steps to Zero Malaria : Start With Me pada Sabtu (30/04/22). Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan terbuka untuk umum.
Webinar ini dimulai dengan doa pembukaan dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Jenifer Eka Putri Wibowo selaku Ketua Panitia, Kevin Ardinata selaku Ketua Mind FK USU, Muliawan Tantriady selaku Perwakilan Gubernur PEMA FK USU, dan dr.Steven Tandean, M.Ked (Neurosurg), SpBS selaku Pembina Mind FK USU.
Bersama pemateri dr.Darmadi, M.Ked(Pd), SpPD, webinar ini tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga untuk menyadarkan kembali mengenai malaria. dr. Darmadi membuka materi dengan intermezzo mengenai kondisi dan penyebaran malaria di Indonesia.
“Ada 514 kabupaten/kota di Indonesia, sudah 285 kabupaten/kota itu sudah mencapai eliminasi malaria. Artinya, sudah zero malaria, angkanya 0 (nol). Indonesia menargetkan eliminiasi malaria di seluruh Indonesia pada tahun 2030, tetapi ini menurut saya pekerjaan yang berat karena sangat tingginya angka malaria, terutama di Papua,” ungkap dr. Darmadi.
dr. Darmadi juga menyampaikan bahwa Sumatera Utara termasuk endemis malaria dan terdapat beberapa kabupaten dengan endemis malaria paling tinggi, yaitu kabupaten Asahan, Batu Bara, Labuhanbatu, Langkat, Nias, Nias Selatan, dan Tapanuli Tengah.
Secara deskripsi sederhana, malaria disebabkan oleh parasit plasmodium dan vektor penyebarnya adalah nyamuk Anopheles, terutama jenis betina. Plasmodium malaria terbagi menjadi 5 jenis dengan bentuk gejala yang berbeda-beda. Ciri-ciri utama nyamuk Anopheles ialah warnanya yang coklat-kehitaman atau coklat-kekuningan. Terdapat 2 gejala pada malaria, yaitu gejala ringan (demam menggigil disertai sakit kepala, pucat, diare) dan berat (kejang-kejang, panas tinggi, kuning pada mata).
“Saat Anopheles mengigit orang yang telah terinfeksi plasmodium, maka nyamuk akan membawa parasit tersebut ke dalam tubuhnya sendiri. Kemudian, ketika nyamuk yang sudah membawa parasit tersebut menggigit orang lain yang baru. Maka, nyamuk akan menularkan parasit itu ke orang yang baru tersebut,” jelas dr. Darmadi mengenai cara terinfeksi malaria.
Lebih lanjut, dr. Darmadi memaparkan tentang pemeriksaan malaria yang dilakukan melalui pemeriksaan darah dengan mikroskop atau RDT, terapi malaria tanpa komplikasi, cara pencegahan malaria dari Kemenkes RI dengan slogan ‘ABC’, dan obat antibiotik untuk mencegah malaria.
dr. Darmadi juga membagikan mitos dan fakta seputar malaria. Beberapa fakta yang menarik ialah malaria bukan merupakan penyakit menular melalui kontak seksual atau fisik dengan orang terinfeksi, tetapi ditularkan melalui nyamuk Anopheles yang terinfeksi dan penderita malaria yang telah sembuh dapat terkena malaria kembali selama tidak diobati atau dicegah secara berkala dan bila tinggal di wilayah persebaran nyamuk dan parasit penyebab malaria.
Di penghujung acara, panitia mengadakan kuis dengan hadiah berupa uang untuk 3 pemenang. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, partisipan juga dapat memperoleh hadiah melalui acara webinar ini. Tak lupa ditutup kembali dengan doa penutup.
Redaktur : Lita Amalia
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.