SUARA USU
Kabar Kampus

Menangkan Kompetisi Debat Hukum, Delegasi FH USU Tekankan Kerja Sama Tim yang Baik

Reporter : Valeshia Trevana

Suara USU, Medan. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara patut bangga atas prestasi tiga mahasiswa ini, Adini Putri, Kemi Suranta Tarigan, dan Ayudya Pratiwi. Pada Sabtu, (14/3), Tim Delegasi FH USU diumumkan sebagai Juara 1 Kompetisi Debat Hukum Raden Rahmat Law Fair 2022. Kompetisi debat hukum ini mengangkat tema “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Episentrum Pembangunan Hukum di Indonesia”.

Kompetisi ini dilaksanakan secara hybrid, dimana panitia penyelenggara mengikuti kegiatan secara offline, sedangkan peserta lomba serta dosen pembimbing mengikuti kegiatan secara online.

Kompetisi ini dimulai dari 5 Maret sampai dengan 14 Maret 2022. Kompetisi Debat Raden Rahmat Law Fair ini memiliki empat babak yang diikuti oleh 36 tim dari seluruh Indonesia. Dari 36 tim dipangkas menjadi 12 besar, setelah itu babak perempat final, dilanjut dengan babak semi-final, dan diakhiri dengan babak final.

Adini menjelaskan bahwa sebelum mengikui lomba mereka telah melakukan persiapan yang matang, mulai dari riset dan oral (pemaparan argumentasi masing-masing). Selama persiapan lomba, Adini, Kemi dan Ayudya mengatakan bahwa dari tahap awal hingga babak final, mereka tidak pernah bertemu. Seluruh persiapan lomba full dilakukan secara online melalui zoom meeting.

Sama seperti kompetisi pada umumnya, Ayudya menjelaskan bahwa mereka mengalami kendala selama latihan, mulai dari menyusun mosi dan menentukan kedudukan dalam lomba. Namun, Ayu menegaskan berkat team work yang baik hal tersebut bukan menjadi masalah yang besar.

Menurut Adini, hal yang paling penting dalam kompetisi ini adalah chemistry tim harus benar-benar dilakukan, karena dari chemistry tim yang baik akan terbangun team work yang baik juga.

“Dari pembicara pertama sampai pembicara ketiga, jangan sampai ada yang berbeda pendapatnya. Misalnya, pembicara pertama mengatakan bagus, kemudian pembicara kedua berpendapat kurang bagus dan pembicara terakhir mengatakan tidak bagus,” ungkap Adini.

Selain team work, menurut Adini hal yang perlu di highlight adalah usaha, seperi riset mosi sampai benar-benar paham standing position kita. Kemudian menurut Adini, take and give juga merupakan aspek yang penting dalam persiapan lomba.

Menurut Kemi, kompetisi ini banyak pengalaman dan pembelajaran yang ia dapat. Yang pertama adalah dalam menyusun argumentasi perdebatan, sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam arti, ketika menyusun mosi saat tahap final cukup satu jam saja, tidak perlu menyusun mosi berhari-hari yang penting adalah ada waktu dan serius.

Selanjutnya, Kemi menambahkan bahwa ia banyak mendapatkan klausa kata ilmiah baru yang dapat menjatuhkan lawan. Ia mengaku mendapat klausa kata tersebut dari Adini, rekan setimnya yang banyak membantunya dalam persiapan lomba ini, ditambah lagi ia belajar bagaimana caranya mengkomparasi suatu perdebatan terkhusus dari aspek yuridis dan sosiologi yang benar-benar matang.

Ayudya berpesan untuk para mahasiswa yang ingin mengikuti lomba debat agar percaya diri. Ayudya juga menceritakan pengalamannya yang mengikuti seleksi delegasi sampai hampir menjadi delegasi, namun karena tidak percaya diri, ia akhirnya gagal. “Teman-teman harus menyingkirkan pemikiran ‘ah, kayaknya gak bisa ini’ atau ‘kayaknya gak menang ini’ ketika ingin mengikuti lomba. Terlepas itu menang atau kalah, pasti ada hal baik di dalamnya,” pungkas Ayudya.

Redaktur: Salsabila Rania Balqis

Related posts

Ciptakan Kreativitas, Perpustakaan USU Meriahkan Dies Natalis Ke-36 dengan Lomba Desain Grafis

redaksi

Buah Perjuangan dan Doa, Nurul Dapat Berkah Saat Sidang Sarjana

redaksi

Kilas Balik 26 Tahun Dinamika Pers Mahasiswa Suara USU

redaksi