Oleh: Amanda Amelia
Suara USU, Medan. Kita pasti pernah mengalami lingkaran beracun . Secara tidak sadar kita pernah menjadi pelakunya atau bahkan pernah menjadi korban. Buat Sobat Suara USU, Bagaimana dengan lingkaran pertemananmu saat ini? apakah baik-baik saja?
Toxic Circle di era milenial ini menjadi satu masalah yang dihadapi mahasiswa sebagai generasi milenial saat ini. Toxic circle merupakan istilah untuk teman yang berada dalam lingkungan sekitar seseorang sebagai pemberi efek negatif ke dalam diri seseorang tersebut.
Toxic circle yang dibiarkan menjamur dalam suatu hubungan pertemanan akan berdampak buruk terhadap diri seseorang. Bahkan jika seseorang tidak lekas menyadarinya, toxic circle tersebut akan membuat diri seseorang semakin tergores dan kehilangan jati diri.
Ekspektasi yang besar terhadap lingkaran pertemanan kita, pada akhirnya akan dirasa sangat menyebalkan dalam lingkaran tersebut. Sebenarnya dalam sebuah lingkaran pertemanan tidak selamanya akan memiliki hubungan timbal balik yang bagus, dan perlu Sobat Suara USU ingat juga bahwa tidak semua hal yang jelek dalam sebuah lingkaran pertemanan dapat dikatakan toxic.
Sobat Suara USU pasti pernah merasakan saat bertambahnya dewasa lingkaran pertemanan kalian semakin mengecil dan sudah bisa memilih siapa yang hanya menjadi teman utama, sahabat karib, atau teman kenal saja. Nah apa kalian sudah tahu cara menyikapi yang masuk kategori toxic di dunia perkuliahan saat ini?
- Tetapkan batasan
Seseorang dengan sifat yang toxic mungkin tak akan menyadari bahwa dirinya sangat mengganggu bagi orang lain. Untuk itu, kamu harus memberi batasan seperti apa berperilaku terhadapnya. Berteman dan berinterkasi dengannya boleh saja. Namun jika kamu sudah merasa kesulitan menghadapi hal negatif yang dibawa orang tersebut, sebaiknya batasi interaksi dengannya sesering mungkin.
- Berani katakan tidak
Berkata tidak mungkin hal tersulit yang pernah Anda lakukan, entah karena tidak enak atau membuat marah.Tetaplah pada pendirianmu, dan berlatih untuk mengatakan tidak pada mereka. Semakin sering kamu melakukannya, akan semakin mudah pula karena terbiasa. Dengan selalu berkata tidak, teman-teman toxic mu lama-kelamaan akan menyadari bahwa kamu tidak menyukai perilaku mereka.
- Jangan membalas sikapnya terhadapmu
Tak bisa menyangkal, rasa kesal, terbawa emosi yang menghampiri Anda dan keinginan untuk membalas perilaku mereka yang muncul. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah meminimalisir interaksi dengannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jangan sampai kamu pun ikut emosi saat menghadapi mereka.
- Mencari lingkaran pertemanan yang lebih baik
Tidak masalah jika kamu merasa berat untuk melepaskan dan memilih bertahan dengan teman toxic. Namun, usahakan untuk tetap berkomunikasi dan berteman dengan teman lain. Kamu bisa menemukan lingkaran pertemanan yang lebih baik dari luar jurusanmu, atau teman organisasimu.
Lingkaran beracun harus disadari agar kita sebagai mahasiswa tidak terhanyutkan oleh lingkaran yang dianggap baik, sebaliknya sebaliknya. membuat teman berdasarkan kualitas dan jangan menjadikan kuantitas sebagai acuannya. Karena kita harus terus menggali potensi diri dengan dorongan positif dari teman-teman yang berkualitas, bukan berdasarkan kuantitas yang dapat mengikis potensi kita secara perlahan.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.