Oleh Josephine C.L. Siahaan
Suara USU, Medan. Meriam Debating Club (MDC) Fakultas Hukum USU kembali membawa nama baik Universitas Sumatera Utara dengan meraih Juara 2 Kompetisi Debat Hukum Nasional Airlangga Law Competition III (ALC III Tahun 2021) Universitas Airlangga pada (21/02/21).
Kompetisi debat yang dimulai pada Desember 2020 sampai Februari 2021 ini diikuti oleh 24 tim dari 20 Universitas Negeri/ Swasta di Indonesia, yang masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Universitas Sumatera Utara sendiri mengantarkan 2 tim dalam kompetisi bergengsi ini, tetapi salah satu tim, yaitu tim 2 terhenti di babak penyisihan. Dilain sisi, Tim 1 yang terdiri dari Adini Putri Tambun(2019), Mikhael Ferdinand Imanuel Panjaitan (2019), dan Ahmad Asril Pasaribu(2019) berhasil sampai pada tahap final.
“Kalau ditanya cara menyesuaikan diri dan menyesuaikan jadwal saat masa tim delegasi, aku sih lebih kepada prioritas waktu atau kegiatan yang lebih penting aja gitu. Jadi kalau dalam beberapa waktu berdekatan ada beberapa kegiatan, nah aku bakal prioritaskan dulu yang mana duluan deadlinenya atau yang mana yang lebih penting dari yang lain,” ungkap Ahmad Asril dalam wawancara online, Kamis (25/02/2021).
Meski sudah mampu mengoptimalkan waktu, tak dapat dipungkiri bahwa ada kendala-kendala yang dialami tim selama diskusi, “Untuk kendala, menurut Adini pribadi ialah waktu untuk mencari materi mengenai mosi perdebatan yang bisa dibilang cukup menantang. Salah satunya mosi Intelligent Surveillance System, kita harus benar-benar bikin balance antara pro dan kontra. But so far, kalo kendala yang benar-benar bikin stres itu gak ada karna kami bertiga saling bahu membahu dalam menguatkan argumen,” tutur Adini.
Mikhael Panjaitan pun mengakui bahwa tidak ada kendala yang cukup serius dalam berdiskusi antar tim selama daring, “Kendala yang biasanya dihadapi tim kita adalah pandangan untuk menyusun argumentasi debat. Walaupun begitu, kita satu sama lain bisa saling meyakinkan untuk membawa argumentasi apa yang paling baik dan Puji Tuhan bukan kendala yang sampai bikin kita stress,” ujarnya.
Kemenangan tim tidak luput dari perjuangan dan bimbingan para coach, yaitu Coach Orin Sabrina Pane dan Coach Benhard Reinaldi Sinaga. Nah, pada wawancara online yang diadakan pada Kamis (25/02/2021), coach Orin menambahkan beberapa kriteria untuk menjadi seorang debater.
- Harus punya rasa ingin tahu yang tinggi (Sense of Curiosity). Dalam perdebatan setiap individu harus menguasai sisi pro dan kontra dari mosi debat, jadi diperlukan riset yang cukup mendalam dan rasa ingin tahu inilah yang nantinya akan sangat-sangat membantu kita dalam melakukan riset.
- Mampu menghargai pendapat orang lain. Posisi kontra tidak akan mungkin bisa meyakinkan posisi pro dan begitu pula sebaliknya, maka yang perlu dilakukan ialah meyakinkan dewan juri. Oleh karena itu, untuk meyakinkan dewan juri, kita bisa menginterupusi atau menyanggah pihak lawan tetapi masih in a good way.
- Semangat pantang menyerah. Ini merupakan hal terpenting, karena untuk terjun ke dunia debat dibutuhkan mental yang kuat untuk menerima segala hasilnya. Bahkan ketika mendapat hasil terburuk pun, debater harus punya satu alasan untuk terus maju dan pantang mundur.
Tak berakhir disitu, coach Orin pun berharap mahasiswa/i USU tetap semangat berkompetisi meskipun di tengah keterbatasan pandemi. “Bahasa kerennya, we should learn to live with the pandemic haha, jadi manfaatkan segala lomba online yang ada. Jangan takut sama hasil, fokus aja ke prosesnya.”
Disamping itu ada coach Benhard dengan harapan besarnya agar mahasiswa/i hukum semakin baik ke depannya. “Semakin menunjukkan bahwa memang mereka adalah mahasiswa hukum yang bukan hanya sekadar mahasiswa yg numpang ‘baik pak, terima kasih pak’ saja,” tutupnya.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.