Reporter: Grace Pandora Sitorus
Suara USU, Medan. Beragam upaya dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik demi menciptakan generasi penerus bangsa yang cemerlang. Dalam upaya tersebut, melalui Program “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” (MBKM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Program ini merupakan salah satu bentuk transformasi pendidikan tinggi di Indonesia, yang dirancang untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di universitas lain, menjelajahi budaya baru, dan mengembangkan akademik serta pribadi.
Program yang dicanangkan ini tentunya memberikan iklim akademik yang baru bagi seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia, yang sebelumnya tidak memberikan banyak kesempatan bagi seluruh mahasiswanya untuk mengikuti beragam program pembelajaran di luar kampus mereka. Melihat bagaimana banyaknya peminat Program PMM ini tidak terlepas dari beragam manfaat yang didapatkan melalui program ini.
Ikhsan Siregar ST., M.Eng., Direktur Pengembangan Pendidikan USU, memberikan pandangannya mengenai kontribusi Program PMM. Menurut beliau, program ini sangat baik untuk peningkatan kualitas pendidikan karena mahasiswa dapat belajar banyak hal baru dari sisi akademik di tempat penempatan mereka dan memperoleh pengalaman berharga selama berkuliah di universitas lain. “Pelajaran dan pengalaman baru di tempat baru merupakan satu keuntungan besar bagi peserta PMM,” ujarnya.
Selain itu, manfaat yang paling terasa bagi mahasiswa dan dosen adalah pengalaman bertukar kebudayaan di tempat penempatan. Mahasiswa juga dapat beradaptasi dengan lingkungan dan tempat belajar yang baru, serta sharing pengetahuan dari berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya. Ikhsan Siregar juga menekankan dampak positif program PMM terhadap pengembangan soft skills dan hard skills mahasiswa. “Pengembangan hard skill yang didapat adalah pengalaman menikmati sarana dan prasarana yang ada di kampus penempatan. Sedangkan pengembangan soft skill meliputi cara berkomunikasi dengan lingkungan sekitar untuk pengembangan diri bagi mahasiswa yang mengikuti program PMM.”
Melalui PMM, mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar di universitas yang memiliki reputasi akademik yang mungkin lebih baik dan fasilitas yang lebih lengkap. Dengan berinteraksi dengan dosen-dosen berpengalaman dan mahasiswa dari berbagai latar belakang, peserta juga mendapatkan pemahaman dan pengenalan terkait budaya dan sosial. Salah satu komponen penting dari PMM adalah Modul Nusantara, yang mengajak mahasiswa untuk mengenal dan berinteraksi dengan budaya lokal. Program ini mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman mereka dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Ini tidak hanya memperkuat keterampilan akademik tetapi juga keterampilan interpersonal, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dengan mengizinkan mahasiswa dari berbagai universitas untuk belajar di universitas lain, program ini membantu menyebarkan pendidikan berkualitas ke seluruh pelosok Indonesia dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari universitas yang mungkin memiliki sumber daya terbatas untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Proses seleksi untuk mengikuti PMM dilaksanakan secara daring dan terbuka bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia. Mahasiswa harus menyiapkan berkas yang diperlukan, termasuk izin dan rekomendasi dari Kepala program studi (Kaprodi). Setelah melewati tahap seleksi, persiapan intensif dilalui dengan belajar tentang universitas tujuan dan persiapan mental untuk menghadapi tantangan baru.
Belajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai bagian dari PMM memberikan pengalaman yang tak terlupakan untuk Khaira Nazira, seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Rasa takjub dan syukur menyelimuti Khaira saat pertama kali menjejakkan kaki di kampus ternama ini. “Kesempatan untuk belajar di UGM merupakan pencapaian besar yang memberikan motivasi tinggi untuk memaksimalkan pengalaman ini,” ungkap Khaira.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Khaira adalah menghadapi culture shock. Perbedaan budaya antara Medan dan Yogyakarta membuatnya memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu, perbedaan dalam pola dan sistem pembelajaran di UGM dengan USU menambah tantangan tersendiri. Namun, dengan tekad dan semangat untuk belajar, Khaira akhirnya mampu beradaptasi dan merasakan kenyamanan dalam lingkungan baru ini.
Selama program, Khaira mengikuti kegiatan akademik di tiga fakultas dan tiga program studi berbeda, yaitu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan di FISIPOL, Hukum Keperdataan di Fakultas Hukum, dan Psikologi di Fakultas Psikologi UGM.
Dalam program PMM ini, ia turut berkontribusi sosial dan mengikuti pembelajaran di luar kelas melalui Modul Nusantara, yang memperkenalkan keindahan dan keberagaman budaya lokal. Program PMM membawa perubahan signifikan dalam cara pandang Khaira terhadap sistem pendidikan di Indonesia. “Manfaat terbesar adalah peningkatan keterampilan pribadi dan akademik. Saya menjadi pribadi yang lebih berani dalam berinteraksi dan mengekspresikan diri,” kata Khaira.
Pengetahuan baru dari dosen – dosen di kota pelajar itu memberikan wawasan yang berbeda dan inspiratif untuknya. Pengalaman ini juga mempengaruhi rencana karir Khaira dengan memberikan ide-ide baru untuk eksplorasi akademik dan penulisan karya ilmiah, seperti pada ajang kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa, PPK ORMAWA, dan Pekan Seni Mahasiswa Nasional. “Interaksi dengan dosen dan mahasiswa di UGM sangat positif. Dosen terbuka dan ramah, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan pendapat. Metode pengajaran yang interaktif dan unik menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi,” tutur Khaira.
Program PMM berkontribusi pada transformasi pendidikan tinggi di Indonesia dengan menyebarkan pendidikan berkualitas secara merata. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar di universitas ternama dan mendapatkan pengajaran dari dosen terbaik. Hal ini mendorong semangat belajar dan motivasi tinggi di kalangan mahasiswa.
Terlepas banyaknya manfaat yg didapat dari program ini, Khaira juga sedikit menyarankan agar Kemendikbud dan LPDP lebih memperhatikan akomodasi dan bantuan biaya hidup. “Keterlambatan pencairan BBH seringkali menjadi kendala yang mempengaruhi kualitas kehidupan mahasiswa selama program. Perbaikan dalam aspek ini akan meningkatkan efektivitas program dan kenyamanan peserta,” tambahnya.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah langkah nyata dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui pengalaman belajar di universitas lain dan eksplorasi budaya, mahasiswa mendapatkan wawasan baru, keterampilan yang lebih baik, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya Indonesia. Program ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademik, tetapi juga membentuk karakter dan memperluas pandangan mahasiswa tentang dunia.
Dengan berbagai pengalaman berharga yang diperoleh, program PMM menjadi rekomendasi yang amat baik bagi mahasiswa yang ingin belajar hal baru, eksplorasi budaya, dan memaksimalkan potensi diri. Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah kesempatan emas untuk meraih pendidikan berkualitas dan menjelajahi keberagaman Indonesia.
Redaktur: Feby Simarmata
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.