Oleh: Azka Zere Erlthor
Suara USU, MEDAN. Kabar baik kali ini datang dari mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang berhasil meraih juara harapan 1 pada kompetisi debat nasional yang diselenggarakan oleh UIN Suska Riau, pada 7‒11 April lalu. Tiga mahasiswa yang mengharumkan nama USU di kancah nasional ini terdiri dari:
- Dai Kuncoro (S1 Manajemen 2019)
- Hirfan Arifin (S1 Manajemen 2019)
- Billy Affandie Rizal (S1 Sastra Melayu 2018).
Mengusung tema “Menciptakan SDM yang Berprestasi Demi Menjaga Keutuhan NKRI di Era Revolusi Industri 4.0”, dengan pembahasan seputar pendidikan, revolusi digital, dan konstitusi hukum di Indonesia, berhasil membawa mereka menuju gerbang kemenangan.
“Alhamdulillah ya. Soalnya ini juga kami lombanya mendadak banget. Timnya itu baru fix h-4 keberangkatan. Karena kebetulan aku sendiri ada sedikit pengalaman debat dan dua kawan aku masih kurang, jadilah kita bener-bener kebut itu latihan. Memang separah itu kondisinya kemarin, makanya aku pribadi seneng walaupun ga juara 1 atau 2,” terang Dai pada Suara USU.
Tentu saja kemenangan yang mereka raih tak luput dari hambatan. Terlebih lagi, Dai menjelaskan bahwa kompetisi kali ini dilaksanakan secara offline, langsung di UIN Suska Riau.
“Hambatan pasti ada. Bejibun malah. Pertama, susah cari anggota. Debater atau orang debat di USU itu dikit, dan mereka juga belum tentu mau diajak lomba. Kedua, uang. Karena pake modal sendiri ya tau lah gimana. Ketiga, dari timnya sendiri lumayan susah untuk dilatih. Masing-masing dari kami punya ‘penyakitnya’ sendiri, kayak temenku si pembicara kedua yang semakin diburu waktu, semakin kurang bagus debatnya,” ungkap Dai.
“Pelan-pelan kami berusaha atasi ya, sampai akhirnya bisa jadi juara ‘harapan mama’,” imbuhnya.
Kepada Suara USU, mahasiswa jurusan manajemen ini juga mengaku dan mengungkapkan rasa kecewanya karena seluruh biaya yang dikeluarkan, termasuk tiket pesawat, berasal dari kantong mereka sendiri, tanpa ada bantuan dari pihak USU.
“Iyaa, bener full individu. Aku sendiri sampe nyambi banyak kerjaan dan ngerelain waktu gede banget biar bisa ke sana. Kan USU sangat dermawan ya, kita nggak mau dikira mahasiswa pengemis yang manfaatin kebaikan kampus. Sebagai mahasiswa mandiri, inilah hal yang bisa kami lakukan,” tuturnya.
Dai juga menuturkan bahwa sampai saat ini ia dan rekan seperjuangannya belum mendapatkan apresiasi dari pihak USU, terkait prestasi level nasional mereka.
“Sejauh ini belum ada apa-apa ya. Serius, sepeser pun tak ada masuk, Kak. Kata orang USU ke media sih mereka kasih ‘apresiasi’ ya, cuma kita belum lihat dalam bentuk apanya,” tutupnya pada akhir wawancara.
Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.