Oleh: Muhammad Fadhlan Amri dan Immanuel Pedro Hutagalung
Suara USU, MEDAN. Penggerebekan di Fakultas Ilmu Budaya lalu sampai kini masih menjadi isu panas untuk civitas akademika Universitas Sumatera Utara. Tak sedikit pula opini-opini bertebaran mengenai kejadian ini.
Pihak Rektorat, bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara langsung menepis dugaan-dugaan terkait kecolongannya kampus dalam mengawal kehidupan mahasiswanya. Menurut pengakuan Wakil Rektor V, Luhut Sihombing, koordinasi dalam melakukan penggerebekan adalah last result atau jalan terakhir dari USU untuk menuntaskan permasalahan narkotika di kampus.
“Ini adalah last result, jalan terakhir menuntaskan ini. Kita tidak mau mahasiswa lain terikut seperti itu. Kampus USU itu terbuka, ada 7 pintu. Kita ga bisa terlalu ketat terhadap mahasiswa. Kita memberikan ruang sedikit mereka. Ini akan kita tindaklanjuti,” ucap Luhut.
Kepada awak media, Luhut menerangkan bahwa dalam USU ada rumah dosen dan juga asrama putri yang aktifitasnya tak mungkin dibatasi dengan masyarakat.
“USU ini juga istimewa, ada didalamnya rumah dosen dan asrama putri yang tidak mungkin kita batasi interaksinya dengan masyarakat, ga mungkin kita kunci terus kan,” papar Luhut
Luhut juga menjelaskan bahwa masih banyak mahasiswa USU yang beraktifitas positif di kampus. Ia juga menerangkan bahwa kampus sudah berupaya semaksimal-mungkin dalam penjagaan kampus. Dan pihak kampus juga sudah berkoordinasi langsung, untuk USU yang lebih baik kedepan.
“Bukan berarti ketika ada yang menyimpang seperti itu kita lemah dalam penjagaan kampus. Kita meminta pertolongan dalam hal ini, kita menyurati langsung BNN. Ada suratnya, tanggal 30 September. Kita tau USU akan malu, biarlah USU jelek sekarang tapi bersih kedepan,” pungkas Luhut.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.