Oleh : Suranti Pratiwi
Suara USU, Medan. E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Menurut Michael (2013), e-learning disusun dengan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran. Hal ini dapat mempermudah dosen dan mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara fleksibel dan mengefisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara. Penggunaan sistem e-learning dapat membuat seluruh kegiatan belajar efektif dan juga dalam perekaman, pengawasan, dan evaluasi dosen dapat dilakukan dengan mudah dan terpusat.
Universitas Sumatera Utara menjadi satu dari sekian banyak universitas yang memanfaatkan e-learning sebagai media pembelajaran secara online. E-learning dianggap efektif untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran di universitas terlebih saat pembelajaran jarak jauh seperti ini. Dosen dapat berinteraksi dengan mahasiswa serta mudah membagikan materi pelajaran berupa teks, multimedia, ebook, presentasi, diskusi, hingga ujian, yang mudah diakses mahasiswa secara online.
Namun platform yang memiliki karakteristik bersifat jaringan, yang membuatnya mampu menyimpan atau membagikan informasi (Rosenberg, 2001), pada implementasinya sering mengalami kendala seperti server website down, sehingga server tidak bisa di akses.
Diwawancarai oleh Suara USU pada Senin (13/2) lalu, Nadzra mengaku sering mengalami kendala saat menggunakan e-learning sebagai platform pembelajaran kuliah. Mahasiswi Fakultas Pertanian itu merasa kesulitan mengakses e-learning karena web yang sering down sehingga susah untuk login dan proses loading yang memakan banyak waktu.
“Sering terjadi sih web-nya down gitu, ga bisa diakses. Apalagi di jam-jam perkuliahan sedang berlangsung, bisa dipastikan down web-nya. Dulu pas masih di semester 1, tepatnya di matkul kimia. Nah kalo kimia ini absennya pake waktu gitukan, terus hari itu aku mau absen, web-nya ga bisa diakses, malah loading terus. Sudah panik, tapi akhirnya bisa, memang prosesnya yang lama karena banyak yang mengakses. Dampaknya kayak yang aku alamin baru baru ini, ga bisa ngumpulkan tugas,” tutur Nadzra menumpahkan keluh kesahnya.
Kendala seperti ini tentu menyulitkan mahasiswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Nadzra sendiri merasa kurang nyaman dan lebih senang menggunakan platform belajar lain seperti Google Classroom dalam mengirimkan tugas atau Google Form dalam pengisian absensi kehadiran. Dalam kesempatan ini, Nadzra juga turut mengeluhkan keterlambatan pembagian kelas mata kuliah wajib kurikulum yang dinaungi LIDA di e-learning.
“Sampai sekarang pembagian kelas MKWK belum ada, namun kegiatan belajar mengajar sudah akan memasuki minggu kedua. Kalau begini terus, kami akan tertunda untuk belajar MKWK nya. Jadi yang aku harap semoga dalam minggu ini, segala permasalahan yang kami rasakan di kalangan mahasiswa dalam menggunakan e-learning bisa diatasi dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Namun terlepas dari hal tersebut, Nadzra merasa cukup terbantu dengan keberadaan e-learning. Dengan sistem yang tersentral, memudahkan dirinya untuk mengakses dari mana saja dan kapan saja. Ia menyelipkan harapan agar performa e-learning semakin membaik kedepannya.
“Semoga kedepannya kinerja dari e-learning bisa ditingkatkan menjadi lebih baik. Aku harap kedepannya gak bakal ada masalah seperti web down, dan lainnya. Dan aku berharap juga semoga bisa diubah jadi ke bentuk aplikasi biar mahasiswanya pun diberikan kemudahan dalam mengakses. Kalau dari aplikasi seperti Google Classroom, nah gak bakal ada nantinya down dan segala macamnya,” pungkas Nadzra.
Cerita senada datang dari salah satu mahasiswa FMIPA, berinisial A. Sama seperti Nadzra, A juga sering mengalami kendala ketika mengoperasikan e-learning. Baginya, e-learning memiliki peran yang besar atas kelancaran proses belajar mengajar, sehingga jika kinerja sistem error tentu akan berimbas pada dosen terlebih mahasiswa. Tidak hanya Nadzra, A juga pernah mengalami pengalaman buruk ketika menggunakan e-learning, misalnya keterlambatan melakukan absensi.
“Sering banget malah. Karena kan namanya sistem serba digital ya, kendalanya seperti pas pengabsenan, kadang suka error atau pun pas login ga bisa karna mungkin lagi banyak yang akses. Nah kadang juga matkul yang kita ambil suka hilang dengan sendirinya dan kadang juga balik dengan sendirinya, makanya kadang aku bilang e-learning tuh goib,” tuturnya diselipkan guyonan ringan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Muhammad Ridho Harahap atau yang akrab disapa Edo turut memberikan pandangannya. Tentu sebagai mahasiswa dengan latar belakang keilmuan bidang komputer dan teknologi, Edo paham betul akan faktor penyebab sering bermasalahnya e-learning.
“Menurut saya, faktor utamanya itu karna kebanjiran traffic. Dengan kata lain, banyak pengguna yang mencoba masuk ke e-learning sehingga jalurnya jadi padat atau macet. Hal inilah yang membuat e-learning sering down. Server yang digunakan juga kurang optimal untuk menangani kebanjiran traffic ini,” ungkap mahasisiwa Fasilkom stambuk 2019 itu.
Dalam kesempatan ini, Edo turut membagikan tips sebagai antisipasi awal yang bisa dilakukan mahasiswa ketika mengalami kendala seperti susah login dan lamanya proses loading.
“Tips untuk antisipasinya, coba menggunakan web yang ringan seperti Microsoft Edge. Biasanya saya kalau pake Chrome lebih berat, tapi kalau pakai Edge lebih ringan. Namun ada solusi yang lebih baik, yaitu diskusi dengan dosen terkait untuk pindah platform online meeting sementara, seperti Zoom dan Google Meet. Untuk operator mungkin bisa beralih menggunakan server yang lebih bagus agar bisa mengoptimalkan kinerja website e-learning ketika traffic-nya padat,” tutupnya.
E-learning berada dibawah naungan Pusat Sistem Informasi Universitas Sumatera Utara (PSI USU). Sebagai perangkat kerja yang bertanggungjawab langsung kepada Rektor, PSI telah menjalankan peran besar menyangkut ragam aspek pengelolaan program dan kegiatan di lingkup universitas. Tentu operator akan kewalahan saat mengoperasikan jalannya e-learning mengingat pengguna yang mencakup keseluruhan mahasiswa dan dosen seuniversitas yang mencapai ribuan.
Mengatasi loading time yang cukup lambat ketika login, PSI pun menerapkan mekanisme baru dalam sistem login e-learning USU untuk dapat membagi load pada sistem secara optimal. E-learning USU kini terbagi dalam 4 cluster domain yang terdiri dari beberapa fakultas. Diharapkan hal ini dapat menjadi langkah awal dalam perbaikan dan perbaharuan sistem kerja e-learning. Sehingga baik mahasiswa maupun dosen dapat terfasilitasi secara nyaman dan kegiatan pembelajaran pun berjalan lancar.
Redaktur : Lita Amalia
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.