SUARA USU
Kabar Kampus Kabar SUMUT

Tanggapan Tenaga Pengajar Terkait Pembelajaran Daring Memasuki Tahun Ajaran Baru

Reporter: Agus Nurbillah

Suara USU, MEDAN. Pandemi COVID-19 yang sampai sekarang masih melanda Indonesia sangat terasa memberikan berbagai dampak dan perubahan. Salah satu perubahan yang menjadi fokus para pelajar adalah terkait pembelajaran daring yang dibuat oleh pemerintah guna memutus rantai penyebaran COVID-19. Para tenaga pengajar dan peserta didik tidak lagi melaksanakan kegiatan pembelajaran secara langsung, tetapi secara online dengan memanfaatkan media sosial untuk melaksanakan proses pembelajaran. Setelah sekian lama melaksanakan kegiatan pembelajaran daring hingga memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, bagaimana tanggapan para pengajar menyikapi hal ini ?

Sakinah Mariana Nasution, tenaga pengajar di RA Al-Hidayah Pematang Siantar menyebutkan, pembelajaran daring untuk anak-anak pendidikan usia dini sangatlah rumit untuk dilaksanakan, apalagi saat melaksanakan pembelajar secara tatap muka, belum tentu ilmu yang diajarkan kepada mereka benar-benar bisa diterima.

“Untuk anak-anak ini tetap belajar secara tatap muka, tetapi dibagi menjadi dua sesi dalam satu hari, dari Senin hingga Kamis. Langkah ini masih lumayan baik dilakukan dari pada harus daring, karena anak-anak bisa lebih memahami. Saya sangat berharap pandemi ini cepat berlalu agar semakin tidak membodohkan anak-anak bangsa, dan bisa belajar di kelas seperti dahulu kala.” Tutur Sakinah pada wawancarai via Whatsapp (24/7).

Abdurrahman Tanjung, selaku tenaga pengajar di SD Muhammadiyah Taqwa Tebing Tinggi menyebutkan, memasuki tahun ajaran 2020 pembelajaran daring ini sudah dilakukan, banyak dari orang tua yang kurang setuju dengan pembelajaran daring ini dan tetap menginginkan untuk belajar seperti biasa di sekolah.

“Para orang tua tak begitu setuju dengan ini karena bagi mereka ini dirasa kurang, dalam artian karena ada orang tua yang harus bekerja dari pagi hingga sore sehingga tak penuh dapat memantau anak-anaknya. Orang tua juga berharap dengan belajar secara langsung di kelas, anak-anaknya mendapatkan pendidikan akhlak juga secara langsung dari guru. Ada juga orang tua yang sama sekali tidak tahu bagaimana cara belajar daring itu, mulai dari tak tahu bagaimana menggunakan aplikasi untuk belajar daring, bahkan ada yang tidak memiliki smartphone. Juga anak-anak yang merasa bosan dengan pembelajaran daring ini. Belum lagi peraturan yang sering berubah-ubah yang membuat kami sebagai guru kewalahan dengan kondisi seperti ini. Kendala-kendala ini juga masih berlaku di tahun ajaran baru 2021/2022, tetapi bedanya beberapa orang tua ada yang sudah berdamai dengan pembelajaran daring ini. Di samping kesulitan itu, ada beberapa kemudahan juga yang kami rasakan, bisa memberi materi dari rumah dan bisa dimana saja, tak terkendala waktu, serta anak-anak lebih fleksibel mengerjakannya,” ucap Abdurrahman pada wawancarai via Whatsapp.

Abdurrahaman juga menambahkan, pembelajaran daring ini kurang efektif membentuk karakter peserta didik, tetapi juga memberikan pengetahuan baru bagi peserta didik. Namun, hal ini lebih banyak kekurangannya, anak-anak menjadi kurang disiplin, akhlak yang tidak bisa dikontrol, serta beberapa kendala teknis lainnya selama pembelajaran daring. Ia berharap, pemerintah profesional dan serius dalam menangani pandemi di Indonesia ini dengan membuat keputusan tanpa merugikan pihak siapa pun, dan kita sama-sama berdoa semoga pandemi ini cepat berlalu.

Khairiyah, guru SMP Muhammadiyah 21 Dolok Batu Nanggar, Simalungun, juga merasakan hal yang sama dengan pengajar lainnya. Ia menyebutkan bahwa pembelajaran secara daring ini memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan belajar dan interaksi guru dengan murid. Banyak siswa yang tidak merespon jika diberikan tugas oleh guru, serta kurang peduli terhadap pembelajaran daring ini.

“Pembelajaran daring ini banyak plus minusnya. Dari guru ada tantangan tersendiri dalam penyusunan rancangan pembelajaran, mengharuskan guru untuk kreatif dalam memberikan bahan ajar kepada siswa dan dari siswa sendiri dituntut untuk lebih menjaga kesehatan dan lebih responsif dalam pembelajaran. Saya berharap supaya pandemi segera berakhir, agar bisa dilaksanakan pembelajaran seperti biasanya. Jika pun harus dalam masa COVID, hendaknya tetap mematuhi prokes dan untuk orang tua agar lebih peduli dengan anak didik kita dan selalu menjalin komunikasi dengan pihak sekolah. Saya jua berharap supaya pihak pemerintah, tenaga kesehatan, orang tua, sekolah tetap bekerja sama. Terutama pihak pemerintah untuk bertindak cepat dan memberikan solusi yang terbaik supaya tidak terjadi pembodohan massal kepada calon penerus generasi muda bangsa yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan yang ada di indonesia.” Tutur khairiyah.

Zikri Noer, dosen Fisika Universitas Sumatera Utara dan Kepala Laboratorium Karakteristik Struktur Bahan, UPT. Laboratorium Penelitian Terpadu USU menyebutkan, pandemi memberikan banyak kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran, lebih fleksibel dimana pun bisa mengajar karena dilakukan secara daring, dan dapat lebih waspada dengan penyebaran virus COVID-19 serta memberikan tantangan untuk membuat mahasiswa agar fokus dalam mencerna pembelajaran yang dilakukan secara daring. Pembelajaran daring ini sudah memaksakan semua pihak untuk belajar banyak tentang IT, yang tadinya jarang menggunakan fasilitas IT, sekarang menjadi sering sehingga mendapatkan wawasan yang lebih luas dibanding sebelumnya. Beliau berharap nanti setelah dilaksanakan kembali pembelajaran tatap muka langsung, pembelajaran secara daring ini agar tetap diperbolehkan, karena menjadi fasilitas yang memudahkan dosen dan mahasiswa dimana pun berada untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

“Harapan saya kepada pihak kampus dan pemerintah agar terus menfasilitasi mahasiswa dan dosen untuk melakukan pembelajaran secara daring dengan memberikan kuota internet gratis, aplikasi-aplikasi gratis yang membantu proses pembelajaran, serta terus mensosialisasikan fasilitas kampus yang dapat dijangkau secara online. Pesan saya agar kita tetap terus waspada dengan penyebaran wabah COVID-19, karena sehat itu penting dan mahal, manfaatkanlah semaksimal mungkin fasilitas pembelajaran daring yang sudah diberikan pihak kampus dan pemerintah karena banyak membantu dan mendukung kita agar tetap waspada dan tetap berada dirumah bersama keluarga,” imbuh Zikri.

Rizki Ananda, guru bimbingan konseling SMPN1 Tanah Pinem, Dairi, menyebutkan pembelajaran daring di daerahnya memakai dua cara, daring sinkron dan asinkron. Daring sinkron ini bisa diketahui jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran, kemudian akan dibantu dengan daring asinkron yang penyajiannya lewat video pembelajaran sehingga peserta didik lebih fleksibel mengakses pembelajaran dimana pun dan kapan pun.

“Menjadi guru di masa pandemi ini tak ada kepuasan batin tersendiri dibanding dengan tatap muka. Keberhasilan transfer ilmu secara daring lebih kecil jika dibandingkan dengan tatap muka yang belum tentu para peserta didik mampu memahaminya. Kita tak bisa mengubah perilaku peserta didik secara daring. Pembelajaran menjadi tidak efektif dan kurang interaktif, kelambanan perkembangan secara pemikiran karena peserta didik menjadi pasif untuk mencari tahu, selalu mengandalkan internet untuk menemukan solusi dari tugas yang diberikan, serta jenuh dengan aktivitas di rumah saja sehingga anak-anak menjadi bosan untuk melaksanakan pembelajaran daring,” tutur Rizki.

Lantas, solusi seperti apa yang dibutuhkan dalam menghadapi pembelajaran daring ini ?

Terakhir Rizki menyebutkan, beberapa solusi yang bisa dilakukan dalam menghadapi pembelajaran secara daring ini adalah melakukan self care. Melakukan sesuatu hal yang bisa membuat bahagia dan semangat, semisal membaca buku kesukaan setelah daring, makan, atau sekadar bermain game sebentar agar tidak stress saat melaksanakan daring selanjutnya. Membuat skala prioritas, agar bisa menentukan kegiatan sehari-hari secara teratur, serta tetap jaga kesehatan dan jangan lupa selalu patuh pada protokol kesehatan yang ada agar kita terhindar dari COVID-19 ini.

“Intinya, perlu adanya kerja sama antara orang tua dengan guru untuk mengontrol perkembangan anak selama pembelajaran daring ini berlangsung, agar kita bisa bersama-sama bisa mengendalikan teknologi serta pandemi ini lekas hilang dari dunia agar semua kembali normal,” tutupnya.

Redaktur: Zukhrina Az-Zukhruf


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Telisik Lebih Dalam, Tinta Hitam Penggusuran di Kota Medan

redaksi

Rektor USU Apresiasi Prestasi Mahasiswa Baru dalam Sambutan Pada PKKMB 2024

redaksi

Selamatkan Bumi dengan TOT Eco Enzyme University of Sumatera Utara

redaksi