Reporter: Jei Tarigan
Suara USU, MEDAN. Pembangunan kandang anti harimau merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh Universitas Sumatera Utara (USU) yang bertujuan untuk melakukan mitigasi konflik antara harimau dengan manusia di desa Timbang Lawan. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat skema Desa Binaan USU. Tim pengabdian kandang ternak anti harimau dimotori oleh beberapa dosen Fakultas Kehutanan dan Fakultas Pertanian USU, yaitu Alfan Gunawan Ahmad, Moehar Maraghiy Harahap, Pindi Patana, Agus Purwoko, Apri Heri Iswanto, Mariah Ulfa dan Adrian Hilman. Prinsip kandang anti harimau ini adalah membangun kandang ternak sapi warga dengan dinding yang dapat melindungi ternak sapi dari jangkauan serangan harimau.
Kegiatan awal berupa sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 11 Juli 2021. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) yang terdiri dari unsur pemerintahan desa, perwakilan dari Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Polri, kelompok masyarakat pengelola dan pelaksana kegiatan. Sosialisasi dilaksanakan di Kantor Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok. Kemudian tim melanjutkan kegiatan dengan melakukan survei lokasi ke Dusun VIII atau Pulau Pisang yang menjadi lokasi pembuatan kandang ternak anti harimau. Kegiatan pengabdian ini bekerjasama dengan komunitas masyarakat BITCO (Banana Island Conservation Community) yang fokus pada pengembangan desa ekowisata dan pelestarian lingkungan.
Kandang ternak dibangun dengan mengombinasikan sumber daya yang ada dan mudah ditemukan di sekitar desa, serta didukung pendanaan yang disediakan oleh Universitas Sumatera Utara dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Moehar dalam kegiatan sosialisasi menyatakan, masyarakat yang menjadi mitra turut serta bekerja membangun bersama kandang ternak anti serangan harimau. Kandang ini menjadi milik bersama masyarakat yang menjadi mitra kegiatan ini, yaitu warga Desa Timbang Lawan.
Pelaksanaan pembangunan kandang ini telah selesai dan sudah digunakan oleh masyarakat. Kandang yang dibangun memiliki ukuran 20 m x 10 m. Kandang tersebut mampu menampung lebih dari 40 ekor sapi milik warga. Menurut Saipul Bahri, salah satu warga yang turut serta membangun kandang, setidaknya terdapat 7 orang kepala keluarga yang sudah memanfaatkan kandang ternak anti harimau ini. Sapi yang telah selesai digembalakan seharian akan dimasukkan ke kandang ini pada sore hari hingga keesokan harinya. Pada umumnya keberadaan kandang ini mampu memberikan rasa aman pada warga karena hewan ternaknya berada pada kandang yang mampu menyediakan perlindungan terhadap adanya potensi serangan harimau yang kelaparan mencari mangsa di luar hutan.
Dengan demikian, Masyarakat telah merasakan salah satu manfaat dari adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini serta menjadi bagian dalam aktifitas kehidupannya. Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu bentuk mitigasi konflik harimau Sumatera dengan manusia yang seringkali menimbulkan korban dari satu atau kedua belah pihak.
Tim Desa Binaan Fakultas Kehutanan akan melakukan kunjungan selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan akhir sekaligus pemasangan papan nama Desa Binaan Universitas Sumatera Utara.
Redaktur: Wiranto Asruri Siregar
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.